Bacaan hari ini: 1 Raja-Raja 17:1-6 | Bacaan setahun: Ayub 29-31, Ibrani 4
“Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.” (1 Raja-Raja 17:6)
1 Raja-raja 17 : 1-6
Elia di tepi sungai Kerit
1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan.”
2 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
3 “Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.”
5 Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
6 Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
Ayub 29
Kemuliaan yang dahulu dan kesengsaraan yang sekarang
1 Maka Ayub melanjutkan uraiannya:
2 “Ah, kiranya aku seperti dalam bulan-bulan yang silam, seperti pada hari-hari, ketika Allah melindungi aku,
3 ketika pelita-Nya bersinar di atas kepalaku, dan di bawah terang-Nya aku berjalan dalam gelap;
4 seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku;
5 ketika Yang Mahakuasa masih beserta aku, dan anak-anakku ada di sekelilingku;
6 ketika langkah-langkahku bermandikan dadih, dan gunung batu mengalirkan sungai minyak di dekatku.
7 Apabila aku keluar ke pintu gerbang kota, dan menyediakan tempat dudukku di tengah-tengah lapangan,
8 maka ketika aku kelihatan, mundurlah orang-orang muda dan bangkitlah orang-orang yang sudah lanjut umurnya, lalu tinggal berdiri;
9 para pembesar berhenti bicara, dan menutup mulut mereka dengan tangan;
10 suara para pemuka membisu, dan lidah mereka melekat pada langit-langitnya;
11 apabila telinga mendengar tentang aku, maka aku disebut berbahagia; dan apabila mata melihat, maka aku dipuji.
12 Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tidak ada penolongnya;
13 aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria;
14 aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban;
15 aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh;
16 aku menjadi bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal, kuselidiki.
17 Geraham orang curang kuremuk, dan merebut mangsanya dari giginya.
18 Pikirku: Bersama-sama dengan sarangku aku akan binasa, dan memperbanyak hari-hariku seperti burung feniks.
19 Akarku mencapai air, dan embun bermalam di atas ranting-rantingku.
20 Kemuliaanku selalu baru padaku, dan busurku kuat kembali di tanganku.
21 Kepadakulah orang mendengar sambil menanti, dengan diam mereka mendengarkan nasihatku.
22 Sehabis bicaraku tiada seorangpun angkat bicara lagi, dan perkataanku menetes ke atas mereka.
23 Orang menantikan aku seperti menantikan hujan, dan menadahkan mulutnya seperti menadah hujan pada akhir musim.
24 Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.
25 Aku menentukan jalan mereka dan duduk sebagai pemimpin; aku bersemayam seperti raja di tengah-tengah rakyat, seperti seorang yang menghibur mereka yang berkabung.”
Ayub 30
Sengsara yang dialami
1 “Tetapi sekarang aku ditertawakan mereka, yang umurnya lebih muda dari padaku, yang ayah-ayahnya kupandang terlalu hina untuk ditempatkan bersama-sama dengan anjing penjaga kambing dombaku.
2 Lagipula, apakah gunanya bagiku kekuatan tangan mereka? Mereka sudah kehabisan tenaga,
3 mereka merana karena kekurangan dan kelaparan, mengerumit tanah yang kering, belukar di gurun dan padang belantara;
4 mereka memetik gelang laut dari antara semak-semak, dan akar pohon arar menjadi makanan mereka.
5 Mereka diusir dari pergaulan hidup, dan orang berteriak-teriak terhadap mereka seperti terhadap pencuri.
6 Di lembah-lembah yang mengerikan mereka harus diam, di dalam celah-celah tanah dan sela-sela gunung;
7 di antara semak-semak mereka meraung-raung, mereka berkelompok di bawah jeruju;
8 mereka itulah orang-orang bebal yang tak dikenal, yang didepak dari negeri.
9 Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka.
10 Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku,
11 karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya, dan mereka tidak mengekang diri terhadap aku.
12 Di sebelah kananku muncul gerombolan, dikaitnya kakiku, dan dirintisnya jalan kebinasaan terhadap aku;
13 mereka membongkar jalanku dan mengusahakan kejatuhanku; tidak ada yang menghalang-halangi mereka.
14 Seperti melalui tembok yang terbelah lebar mereka menyerbu, mereka datang bergelombang di tengah-tengah keruntuhan.
15 Kedahsyatan ditimpakan kepadaku; kemuliaanku diterbangkan seperti oleh angin, dan bahagiaku melayang hilang seperti awan.
16 Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku; hari-hari kesengsaraan mencekam aku.
17 Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti, dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti.
18 Oleh kekerasan yang tak terlawan koyaklah pakaianku dan menggelambir sekelilingku seperti kemeja.
19 Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur, dan aku sudah menyerupai debu dan abu.
20 Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab; aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku.
21 Engkau menjadi kejam terhadap aku, Engkau memusuhi aku dengan kekuatan tangan-Mu.
22 Engkau mengangkat aku ke atas angin, melayangkan aku dan menghancurkan aku di dalam angin ribut.
23 Ya, aku tahu: Engkau membawa aku kepada maut, ke tempat segala yang hidup dihimpunkan.
24 Sesungguhnya, masakan orang tidak akan mengulurkan tangannya kepada yang rebah, jikalau ia dalam kecelakaannya tidak ada penolongnya?
25 Bukankah aku menangis karena orang yang mengalami hari kesukaran? Bukankah susah hatiku karena orang miskin?
26 Tetapi, ketika aku mengharapkan yang baik, maka kejahatanlah yang datang; ketika aku menantikan terang, maka kegelapanlah yang datang.
27 Batinku bergelora dan tak kunjung diam, hari-hari kesengsaraan telah melanda diriku.
28 Dengan sedih, dengan tidak terhibur, aku berkeliaran; aku berdiri di tengah-tengah jemaah sambil berteriak minta tolong.
29 Aku telah menjadi saudara bagi serigala, dan kawan bagi burung unta.
30 Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku, tulang-tulangku mengering karena demam;
31 permainan kecapiku menjadi ratapan, dan tiupan serulingku menyerupai suara orang menangis.”
Ayub 31
Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah
1 “Aku telah menetapkan syarat bagi mataku, masakan aku memperhatikan anak dara?
2 Karena bagian apakah yang ditentukan Allah dari atas, milik pusaka apakah yang ditetapkan Yang Mahakuasa dari tempat yang tinggi?
3 Bukankah kebinasaan bagi orang yang curang dan kemalangan bagi yang melakukan kejahatan?
4 Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku?
5 Jikalau aku bergaul dengan dusta, atau kakiku cepat melangkah ke tipu daya,
6 biarlah aku ditimbang di atas neraca yang teliti, maka Allah akan mengetahui, bahwa aku tidak bersalah.
7 Jikalau langkahku menyimpang dari jalan, dan hatiku menuruti pandangan mataku, dan noda melekat pada tanganku,
8 maka biarlah apa yang kutabur, dimakan orang lain, dan biarlah tercabut apa yang tumbuh bagiku.
9 Jikalau hatiku tertarik kepada perempuan, dan aku menghadang di pintu sesamaku,
10 maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.
11 Karena hal itu adalah perbuatan mesum, bahkan kejahatan, yang patut dihukum oleh hakim.
12 Sesungguhnya, itulah api yang memakan habis, dan menghanguskan seluruh hasilku.
13 Jikalau aku mengabaikan hak budakku laki-laki atau perempuan, ketika mereka beperkara dengan aku,
14 apakah dayaku, kalau Allah bangkit berdiri; kalau Ia mengadakan pengusutan, apakah jawabku kepada-Nya?
15 Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?
16 Jikalau aku pernah menolak keinginan orang-orang kecil, menyebabkan mata seorang janda menjadi pudar,
17 atau memakan makananku seorang diri, sedang anak yatim tidak turut memakannya
18 –malah sejak mudanya aku membesarkan dia seperti seorang ayah, dan sejak kandungan ibunya aku membimbing dia–;
19 jikalau aku melihat orang mati karena tidak ada pakaian, atau orang miskin yang tidak mempunyai selimut,
20 dan pinggangnya tidak meminta berkat bagiku, dan tidak dipanaskannya tubuhnya dengan kulit bulu dombaku;
21 jikalau aku mengangkat tanganku melawan anak yatim, karena di pintu gerbang aku melihat ada yang membantu aku,
22 maka biarlah tulang belikatku lepas dari bahuku, dan lenganku dipatahkan dari persendiannya.
23 Karena celaka yang dari pada Allah menakutkan aku, dan aku tidak berdaya terhadap keluhuran-Nya.
24 Jikalau aku menaruh kepercayaan kepada emas, dan berkata kepada kencana: Engkaulah kepercayaanku;
25 jikalau aku bersukacita, karena kekayaanku besar dan karena tanganku memperoleh harta benda yang berlimpah-limpah;
26 jikalau aku pernah memandang matahari, ketika ia bersinar, dan bulan, yang beredar dengan indahnya,
27 sehingga diam-diam hatiku terpikat, dan menyampaikan kecupan tangan kepadanya,
28 maka hal itu juga menjadi kejahatan yang patut dihukum oleh hakim, karena Allah yang di atas telah kuingkari.
29 Apakah aku bersukacita karena kecelakaan pembenciku, dan bersorak-sorai, bila ia ditimpa malapetaka
30 –aku takkan membiarkan mulutku berbuat dosa, menuntut nyawanya dengan mengucapkan sumpah serapah! —
31 Jikalau orang-orang di kemahku mengatakan: Siapa yang tidak kenyang dengan lauknya?
32 –malah orang asingpun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir! —
33 Jikalau aku menutupi pelanggaranku seperti manusia dengan menyembunyikan kesalahanku dalam hatiku,
34 karena aku takuti khalayak ramai dan penghinaan kaum keluarga mengagetkan aku, sehingga aku berdiam diri dan tidak keluar dari pintu!
35 Ah, sekiranya ada yang mendengarkan aku! –Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku! –Sekiranya ada surat tuduhan yang ditulis lawanku!
36 Sungguh, surat itu akan kupikul, dan akan kupakai bagaikan mahkota.
37 Setiap langkahku akan kuberitahukan kepada-Nya, selaku pemuka aku akan menghadap Dia.
38 Jikalau ladangku berteriak karena aku dan alur bajaknya menangis bersama-sama,
39 jikalau aku memakan habis hasilnya dengan tidak membayar, dan menyusahkan pemilik-pemiliknya,
40 maka biarlah bukan gandum yang tumbuh, tetapi onak, dan bukan jelai, tetapi lalang.” Sekianlah kata-kata Ayub.
Ibrani 4
Hari perhentian yang disediakan Allah
1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku.
2 Karena kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya.
3 Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan.
4 Sebab tentang hari ketujuh pernah dikatakan di dalam suatu nas: “Dan Allah berhenti pada hari ketujuh dari segala pekerjaan-Nya.”
5 Dan dalam nas itu kita baca: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.”
6 Jadi sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu, sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu, tidak masuk karena ketidaktaatan mereka.
7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu “hari ini”, ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!”
8 Sebab, andaikata Yosua telah membawa mereka masuk ke tempat perhentian, pasti Allah tidak akan berkata-kata kemudian tentang suatu hari lain.
9 Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah.
10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya.
11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Yesus sebagai Imam Besar
14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.
15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Ketika Kerajaan Israel tidak taat kepada Tuhan, maka Tuhan memerintahkan nabi Elia untuk menjumpai Raja Ahab dan berkata kepadanya: “Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan” (ay. 1). Maka terjadilah seperti yang difirmankan Tuhan, di wilayah Kerajaan Israel dan sekitarnya mulai terjadi kekeringan. Air menjadi komoditas yang sangat diperlukan dari biasanya.
Dampak kekeringan tidak hanya dirasakan orang Israel, tapi juga nabi Elia. Di tengah penghukuman Tuhan atas Kerajaan Israel, Tuhan memberi pemeliharaan-Nya kepada nabi Elia. Ia memerintahkan Elia untuk tinggal di tepi sungai Kerit. Firman Tuhan berkata: “Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan. Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana” (ay. 3-4).
Coba Anda perhatikan tempat Elia akan tinggal selama masa-masa kekeringan di kerajaan Israel! Anda pasti mengetahuinya: “Nabi Elia akan tinggal di tepi sungai Kerit, bukan?” Mengapa? Apakah tidak ada tempat lain yang jauh lebih baik daripada tinggal “tepi sungai Kerit”? Misalnya, di rumah seorang yang kaya raya, yang memiliki cadangan makanan dan minuman yang berlimpah? Mengapa harus sungai Kerit?
Tentu kita tidak tahu pasti apa yang menjadi rencana Tuhan bagi nabi Elia. Namun peristiwa di tepi sungai Kerit membuktikan bahwa Tuhan bukan hanya berkuasa atas hujan, tetapi juga seluruh makhluk hidup dalam dunia ini. Bahkan, Tuhan sanggup memakai burung gagak, yang egois dan pemakan bangkai, dapat memelihara kebutuhan Elia. Ajaib bukan? Melalui semua itu, Tuhan ingin mengajar kita, cara Tuhan memelihara orang-orang yang dikasihi-Nya melampaui pikiran kita. Pikiran dan jalan-Nya melebihi kita. Karena itu, marilah kita tetap berharap kepada-Nya dan tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup kita!
STUDI PRIBADI: Mengapa Tuhan memerintahkan nabi Elia untuk tinggal di tepi sungai Kerit? Pelajaran apa yang Anda dapatkan dari kisah nabi Elia ini?
Pokok Doa: Mari kita berdoa bagi jemaat Tuhan dan diri sendiri, agar kita sebagai umat Tuhan tidak meragukan pemeliharaan Tuhan yang ajaib, yang melampaui pikiran dan pengalaman hidup kita.