“Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.” (Keluaran 2:24-25)
Bacaan hari ini: Keluaran 2:23-25 Bacaan setahun: Keluaran 1-2
Keluaran 2 : 24-25
Musa diutus TUHAN
23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
24 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
25 Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Keluaran 1
Orang Israel ditindas di Mesir
1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.
7 Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: “Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan–jika terjadi peperangan–jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini.”
11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
16 “Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup.”
17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: “Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?”
19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: “Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin.”
20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.”
Keluaran 2
Musa lahir dan diselamatkan
1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi;
2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.
3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;
4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.
5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”
7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: “Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?”
8 Sahut puteri Firaun kepadanya: “Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.
9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.
10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.”
Musa membela bangsanya Ia lari ke tanah Midian
11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
13 Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: “Mengapa engkau pukul temanmu?”
14 Tetapi jawabnya: “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya: “Tentulah perkara itu telah ketahuan.”
15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
16 Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan. Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya.
17 Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.
18 Ketika mereka sampai kepada Rehuel, ayah mereka, berkatalah ia: “Mengapa selekas itu kamu pulang hari ini?”
19 Jawab mereka: “Seorang Mesir menolong kami terhadap gembala-gembala, bahkan ia menimba air banyak-banyak untuk kami dan memberi minum kambing domba.”
20 Ia berkata kepada anak-anaknya: “Di manakah ia? Mengapakah kamu tinggalkan orang itu? Panggillah dia makan.”
21 Musa bersedia tinggal di rumah itu, lalu diberikan Rehuellah Zipora, anaknya, kepada Musa.
22 Perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, maka Musa menamainya Gersom, sebab katanya: “Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing.”
Musa diutus TUHAN
23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
24 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
25 Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
Semasa Yusuf masih menjadi orang kepercayaan Firaun, tentu orang Israel dapat hidup dengan nyaman di Mesir. Namun setelah Yusuf meninggal dan penguasa di Mesir pun berganti dengan seorang raja yang tidak mengenal Yusuf, maka kehidupan orang-orang Israel memasuki babak baru. Bagaimanakah kehidupan mereka?
Karena raja Mesir takut populasi orang Israel di Mesir semakin besar dan dikuatirkan akan bersekutu dengan musuh untuk menyerang Mesir, maka raja mengeluarkan kebijakan: (1). Menindas secara kejam orang Israel dengan kerja paksa; (2). Setiap bayi laki-laki orang Israel harus dilemparkan ke sungai Nil. Oleh sebab itulah kita dapat memahami bahwa dalam ayat 23-24, mereka “mengeluh, berseru-seru, berteriak minta tolong, mengerang” kepada Allah. Kata-kata ini menunjukkan betapa putus asa dan menderitanya mereka. Mungkin terselip juga pertanyaan: mengapa Allah membiarkan mereka mengalami penindasan dan perbudakan sekian lama? Jika membaca Yehezkiel 20:7; Yosua 24:14 maka dapat disimpulkan bahwa selama ini bangsa Israel juga menyembah dewa-dewa di Mesir. Mungkin mereka juga berseru kepada dewa-dewa Mesir untuk menolong mereka. Sampai pada akhirnya mereka mereka berseru kepada Allah. Allah meresponi teriakan mereka: Allah mendengar (dengan penuh perhatian) …mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Ia melihat dan memperhatikan mereka (ay. 24-25). Allah tidak berhenti sampai di situ saja, Allah juga bertindak menolong mereka.
Apakah saat ini Anda sedang menghadapi penderitaan yang begitu berat? Apa yang Anda lakukan? Marah kepada Tuhan? Meratapi keadaan? Merasa Tuhan tidak peduli? Putus asa dan tak berpengharapan? Mari kita belajar dari pengalaman bangsa Israel, sungguh-sungguh berseru minta pertolongan kepada Tuhan. Itu artinya kita percaya bahwa hanya Tuhanlah yang sanggup menolong kita. Ketika berseru kepada Tuhan, Tuhan tidak hanya mendengar jeritan kita, Tuhan juga akan bertindak menolong kita sesuai dengan kehendak, waktu dan cara Tuhan. Percayalah!
STUDI PRIBADI: Apakah Anda yakin Tuhan pasti mendengarkan seruan doa Anda? Namun demikian, mengapa terkadang Tuhan seolah tidak mendengar teriakan kita?
Pokok Doa: Berdoalah agar di masa pandemi ini setiap anak Tuhan tidak kehilangan pengharapan, namun semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan percaya akan pertolongan Tuhan.