Keterbukaaan Dalam Konflik

“Sekarang tahulah kami bahwa TUHAN ada di tengah-tengah kita, sebab tidaklah kamu berubah setia terhadap TUHAN. Dengan demikian kamu telah melepaskan orang Israel dari hukuman TUHAN.” (Yosua 22:31b)



Bacaan hari ini: Yosua 22 | Bacaan setahun: Yosua 22

Mantan presiden RI, Ir. Soekarno, pernah berkata: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.” Melalui perkataan ini, Soekarno hendak mengingatkan ancaman yang akan dihadapi bangsa Indonesia setelah merdeka. Perjuangan melawan penjajah dipandang lebih mudah dibandingkan menyatukan seluruh bangsa dengan keragaman latar belakang dan budaya yang ada. Apabila perbedaan-perbedaan yang ada masih tetap menjadi masalah, maka bangsa itu akan terus hidup dalam perselisihan yang akan menghambat kemajuan bangsa tersebut.

Allah pun pernah menghadapi tantangan yang sama sebelum seluruh Israel menyatu sebagai sebuah bangsa yang solid. Keputusan bani Gad, Ruben, dan suku Manasye untuk membangun mezbah di seberang sungai Yordan, dicurigai suku Israel lainnya sebagai bentuk perlawanan kepada Allah. Di sisi lain, suku-suku di seberang sungai Yordan khawatir bahwa keturunan mereka akan dilupakan suku Israel lainnya dan tidak diizinkan beribadah kepada Allah di kemudian hari. Kesalahpahaman ini teratasi karena keterbukaan dan penjelasan yang jujur dari suku-suku di seberang sungai Yordan. Bangsa Israel tahu mereka semua memiliki kerinduan untuk menyembah TUHAN yang Esa itu. Kisah ini diakhiri dengan pemaknaan mezbah sebagai sebuah kesaksian bahwa TUHAN adalah Allah.

Konflik antar jemaat Tuhan adalah wajar mengingat umat percaya adalah orang berdosa. Firman Tuhan ini mengingatkan akan pentingnya komunikasi dalam penyelesaian konflik. Hal ini membutuhkan kerendahan hati dan kelemah-lembutan dalam menyampaikannya sehingga kesalah- pahaman yang ada dapat teratasi dan nama Tuhan juga dimuliakan. Kristus juga pernah mengingatkan bahwa dunia dapat mengenal murid-murid-Nya melalui kasih yang terjalin di antara mereka (Yoh. 13:35). Kasih itulah yang menjadi “saksi” universal bagi dunia untuk melihat, mengenal, bahkan merasakan kasih Kristus. Biarlah hidup kita sebagai umat percaya dapat menjadi kesaksian yang hidup bagi kemuliaan Kristus.

STUDI PRIBADI: Bagaimanakah firman Tuhan hari ini mendorong setiap kita untuk berani menghadapi konflik dengan penuh kerendahan hati?

Pokok Doa: Berdoalah agar Kristus memberikan kita kerendahan hati dan keterbukaan dalam menghadapi konflik dengan sesama kita, sehingga kita beroleh jalan keluar yang baik. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *