Tuhan Mengingat Janji-Nya

“Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya.” (2 Tawarikh 21:7a)



Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 21 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 21

Tindakan amputasi untuk membuang bagian tubuh tertentu terkadang perlu dilakukan jika seseorang mengalami penyakit yang berbahaya dan telah menyebar. Apabila tidak dilakukan, maka kerusakan yang terjadi bisa membahayakan seluruh tubuh. Hal yang sama terjadi di tengah kejatuhan raja Yoram, Allah tidak membuang seluruh umat-Nya karena Ia mengingat janji-Nya.

Meski Yosafat adalah raja yang benar, tidak demikian dengan Yoram, anaknya. Saat ia memerintah menggantikan Yosafat, Yoram menyebabkan bangsa Israel terjatuh dalam dosa. Ia membunuh semua saudaranya dan beberapa pembesar Israel yang dianggap mengancam kekuasaannya (ay. 4). Yoram pun menyembah berhala sama seperti raja-raja Israel (ay. 11). Maka melalui Elia, Tuhan menyatakan penghukuman-Nya atas Yoram. Ia akan mengalami penyakit usus yang membinasakan dan serangan dari berbagai macam negara pada masa pemerintahannya (ay. 15, 16). Seluruh keluarganya dijatuhi tulah, konsekuensi dari menghina dan mengkhianati Tuhan (ay. 17). Namun di tengah murka, Allah mengingat janji-Nya. Ayat 7 menuliskan, “namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya”.

Tuhan setia pada janji-Nya di tengah ketidaksetiaan umat-Nya. Inilah kebenaran yang perlu kita ingat melalui perenungan ini. Di tengah segala kekacauan dan ketidaksetiaan manusia, Allah setia. Ia mengingat janji-Nya dan menepatinya. Itulah pengharapan kita yang seringkali gagal dan tidak menaati-Nya, bahwa kita dipegang oleh Allah yang setia. Allah mengingat janji-Nya di tengah jatuh bangunnya kita mengikut Dia. Kita tidak dibuang dan ditinggalkan, anugerah-Nya akan menyertai dan menuntun kita setiap hari kepada kehendak dan kebenaran-Nya. Berharaplah terus pada-Nya, karena ada anugerah dan kasih karunia Tuhan bagi setiap kita.

STUDI PRIBADI: Bacalah bagian ini sekali lagi dengan perlahan dan renungkanlah. Adakah kita juga hidup sama seperti Yoram? Atau, adakah kita seperti Yosafat yang hidup benar namun gagal mewariskan iman kepada keturunannya?

Pokok Doa: Agar para orang tua Kristen mendidik anak-anak di dalam Tuhan. Tugas mewariskan iman adalah tugas orang tua, untuk membimbing anak-anak mereka mengenal Tuhan dan hidup bagi kemuliaan Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *