Murka Tuhan

“Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Amazia; Ia menyuruh seorang nabi kepadanya yang berkata: “Mengapa engkau mencari allah sesuatu bangsa yang tidak dapat melepaskan bangsanya sendiri dari tanganmu?” (2 Tawarikh 25:15)



Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 25 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 25-26

2 Tawarikh 25:1-2 menulis, Amazia menjadi raja pada umur dua puluh lima tahun, ia memerintah di Yerusalem. Amazia melakukan yang benar di mata Tuhan tapi tidak dengan segenap hati, artinya tidak sungguh-sungguh.

Pada awal pemerintahannya, Amazia menaati hukum Taurat. Ia tidak membalas dendam dengan membunuh semua keluarga orang-orang yang membunuh ayahnya. Dia mengerti, dosa tidak diberlakukan kepada pihak yang berhubungan dengan keluarga (ay. 4). Amazia menerima nasihat dari seorang nabi dan tidak melakukan kesepakatan dengan pasukan sewaan dari Israel. Meski merugikan, dengan bijak Amazia menyadari bahwa uang tidak sebanding dengan kehancuran karena kerjasama dengan pasukan sewaan dari Israel. Tuhan menganugerahkan baginya kemenangan dalam peperangan melawan musuh (ayat 11-13). Namun setelah mengalami kemenangan, Amazia justru mempersembahkan korban kepada berhala (ayat 14). Tentunya hal ini membuat Tuhan sangat marah karena sikap dan perbuatan Amazia sehingga Tuhan mengutus nabi untuk menegur Amazia, tetapi sama sekali tidak didengarnya. Tuhan pun menetapkan hukuman dengan membiarkan raja Israel, yaitu Yoas, mengalahkan Amazia beserta seluruh pasukannya dan menjadi tawanan raja Yoas. Raja Amazia tidak dengan segenap hati hidup benar di hadapan Tuhan. Ia lebih menghargai kesuksesan militer daripada kehendak Tuhan, bahkan menjadi orang yang tidak tahu diri dan sombong. Amazia memulai pemerintahannya dengan baik, tetapi mengakhirinya dengan sangat memprihatinkan.

Melalui Firman Tuhan ini kita belajar, permulaan yang baik dan penuh harapan ternyata bisa dihancurkan karena ketidaktaatan kita. Nasihat yang baik sekalipun tidak bisa menolong seseorang untuk mengambil keputusan yang bijak. Ingat, Tuhan membenci orang yang tidak taat, tidak tahu diri di hadapan-Nya, dan orang yang sombong. Maka dari itu, kita harus sadar, gunakanlah keberhasilan dan kemenangan kita dengan cara hidup yang menyenangkan Tuhan! Ingatlah, betapa berperannya Tuhan di dalam kehidupan kita.

STUDI PRIBADI: Renungkan dengan sungguh-sungguh, apa yang seringkali membuat Anda tidak taat bahkan lupa akan perannya Tuhan di dalam kehidupan Anda?

Pokok Doa: Berdoalah bagi kehidupan jemaat agar tidak terjebak dengan sikap yang sombong ketika mengalami keberhasilan, namun dengan penuh kesadaran diri mengakui peran Tuhan karena berbagai keberhasilannya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *