Pujian Dalam Kesesakan

“Orang tidak dapat lagi membedakan mana bunyi sorak-sorai kegirangan dan mana bunyi tangis rakyat, karena rakyat bersorak-sorai dengan suara yang nyaring, sehingga bunyinya kedengaran sampai jauh.” (Ezra 3:13)



Bacaan hari ini: Ezra 3:8-13 | Bacaan setahun: Ezra 3

Teks hari ini memperlihatkan sebuah keindahan dalam pembangunan kembali Bait Allah. Sekalipun pembangunan ini tidak mudah, bangsa Israel menunjukkan antusiasme yang besar, ada kesatuan dan kerja sama yang baik. Ini tidak lepas dari kepemimpinan Zerubabel dan Yesua yang mendelegasikan tugas pengawasan pembangunan ini kepada orang-orang Lewi. Alhasil, proses pembangunan dikerjakan teratur dan efisien.

Yang menarik, para imam dan orang-orang Lewi bersukacita sambil menaikkan pujian bagi TUHAN sekalipun pembangunan baru sampai pada tahap dasar pembangunan bait Allah. Iman mereka bersukacita sekalipun janji Allah itu belum direalisasikan sepenuhnya. Mata rohani mereka seolah melihat bagaimana tangan TUHAN sungguh menyertai bangsa mereka sebagai umat-Nya. Perasaan serupa juga pernah dialami Abraham. Ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, tetapi justru diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah sebab ia yakin Allah berkuasa untuk melaksanakan janji-Nya (Rm. 4:20-21). Sekalipun pujian sukacita itu bercampur dengan tangis kesedihan sebagian orang, nama TUHAN-lah yang mereka tinggikan bersama sebagai satu bangsa. Seruan itu bahkan terdengar dari kejauhan dan orang-orang tersebut tahu bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi pada bangsa ini.

Memulihkan atau membangun kembali sesuatu yang telah rusak memang bukan perkara mudah. Beberapa orang mungkin masih dihantui pengalaman kegagalan, takut gagal. Ketidakpastian akan masa depan kita tentu membuat kita bertanya apakah keputusan yang kita ambil tepat atau tidak. Namun, firman Tuhan hari ini mengingatkan sekaligus mengajak kita untuk menikmati dan memuji Dia dalam setiap keputusan yang kita ambil. Pujian itu bukanlah semata-mata karena kita telah melihat hasil iman kita, tetapi justru karena kita percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita (Ibr. 13:5). Kiranya janji firman Tuhan dan pertolongan Roh Kudus menolong kita, khususnya setiap kita yang bergumul dalam membangun serta menata kembali beberapa hal dalam kehidupan kita.

STUDI PRIBADI: Renungkanlah! Sudahkah janji Tuhan melalui firman-Nya menjadi satu-satunya pengharapan dan sukacita dalam kehidupan kita sebagai umat percaya?

Pokok Doa: Berdoalah agar setiap kita sebagai anak-anak Tuhan belajar untuk mengucap syukur dan tetap percaya kepada kedaulatan Allah dalam kehidupan kita.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *