Sikap Terhadap Firman Allah

“Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” (Ezra 7:10)



Bacaan hari ini: Ezra 7:1-10 | Bacaan setahun: Ezra 7-8

Ada sebuah keluarga yang selalu “merasa tahu” dan terlatih berjuang sendiri, tanpa bantuan orang lain. Suatu kali mereka mengadakan tantangan berlibur ke luar kota. Singkatnya, mereka kemudian tiba di sebuah kota terpencil yang dikelilingi hutan. Awalnya mereka merasa senang, namun mereka mulai tersesat. Semakin mereka berjalan menurut pertimbangan sendiri, mereka hanya berputar-putar seperti di jalan tanpa ujung. Hari semakin gelap dan tidak ada petunjuk yang jelas. Maka mereka memutuskan untuk bertanya dan minta pertolongan penduduk setempat. Bersyukur seorang penduduk kota itu sedang lewat dan menjadi penolong mereka. Peristiwa itu mengajarkan mereka, agar tidak takabur terhadap diri sendiri, merasa tahu dan tidak perlu pertolongan orang lain.

Demikian pula dengan bangsa Israel; pengalaman mereka dalam pembuangan di Babel membuat mereka sadar, bahwa pola hidup yang jauh dari Tuhan, mengabaikan firman-Nya, dan menempuh jalan sendiri, hanya membuat mereka mengalami murka Tuhan dan hidup kesusahan. Mereka menyadari bahwa sebagai umat Tuhan, mereka harus lah mendengarkan perintah Tuhan Allah mereka. Dengan kembalinya sejumlah orang Israel dari pembuangan, khususnya Ezra (ay. 1-5), terdorong untuk hidup sesuai Taurat Tuhan, agar kehidupan mereka dapat dipulihkan. Itulah sebabnya Ezra bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya, serta mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan tersebut di antara orang Israel (ay. 10).

Bagaimana dengan kita hari ini? Kita berada di tengah derasnya arus filsafat dunia yang mengajarkan bahwa penentu kesuksesan masa depan diri kita adalah diri sendiri dan bukan orang lain. Namun kita sebagai umat Tuhan diingatkan bahwa kita tidak akan dapat berjalan menurut kehendak sendiri tanpa bergantung pada Tuhan dan berpegang pada tuntunan firman-Nya. Marilah kita menempatkan firman Allah sebagai barometer hidup kita, meneliti dan menghidupinya, agar kita diperkenan Tuhan dan dibuat-Nya berhasil dalam langkah hidup kita.

STUDI PRIBADI: Bagaimana sikap Ezra terhadap firman Tuhan pasca orang Israel kembali dari pembuangan di Babel? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap Ezra tersebut?

Pokok Doa: Berdoalah bagi jemaat agar mereka mencintai firman Tuhan dan hidup menurut kehendak Tuhan. Doakan pula agar mereka tidak mudah mengikuti ajaran yang salah. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *