Membangun Tembok Yerusalem

“Berkatalah aku kepada mereka: ‘Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela.’” (Nehemia 2:17)



Bacaan hari ini: Nehemia 2:11-20 | Bacaan setahun: Nehemia 2-3

Panggilan Tuhan kepada Nehemia tidaklah sefantastis Abraham dan Musa, tetapi cara Tuhan bekerja melalui Nehemia, sangatlah unik. Nehemia diberikan gambaran kesulitan hidup rakyat di Yerusalem, sehingga hal ini membangkitkan kesadaran Nehemia untuk meninggalkan kenyamanannya sebagai juru minuman raja, dan mau pulang ke Yerusalem untuk membangun kota tersebut (ayat 12).

Saat itu, sebagian rakyat dalam pembuangan sudah pulang, namun infrastruktur sangat tidak mendukung hidup mereka. Ini disebabkan karena tanah itu telah ditinggalkan dan menjadi puing-puing selama 70 tahun. Jadi tidak mudah bagi orang biasa untuk membangun kembali kota itu. Mereka harus menata ulang, sama seperti membangun sebuah rumah baru di atas sebuah rumah lama yang sudah tua, rusak dan sebagian besar roboh. Hal ini diperparah keberadaan orang-orang non Yahudi di sekeliling Yerusalem selama 70 tahun terakhir dan mereka berkelakuan seolah-olah merekalah tuan rumah tempat itu. Mereka tidak suka dengan kehadiran orang Yahudi di Yerusalem, terlebih ketika mereka mau membangun kotanya.

Dalam situasi ini, Nehemia sadar harus segera bergegas membangun kembali tembok Yerusalem, untuk melindungi rakyatnya dari musuh, dan memperbaiki bagian dalamnya. Nehemia dengan diam-diam melakukan penelitian keadaan tembok Yerusalem. Kemudian dia menyampaikan pada para pemimpin bahwa pembangunan ini adalah kehendak dan rencana TUHAN. Pembangunan ini perlu segera dimulai dan kesatuan antar umat dibutuhkan untuk penyelesaian pembangunan ini (ayat 17-20).

Nehemia adalah seorang pemimpin sejati, dia mengandalkan visi dari Tuhan dan menjalankan misi dengan ketaatan agar visi itu tergenapi. Nehemia juga ada di garis depan dalam setiap peristiwa. Satu sisi, dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan Allah yang Mahakuasa, di sisi lain dia sendiri juga menjajaki semua kemungkinan yang terjadi, agar para pengikutnya bisa melakukan tugas mereka dengan baik. Pada akhirnya, Nehemia mengembalikan kemuliaan bagi nama Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apakah saudara menyadari panggilan khusus Tuhan dalam profesi Anda? Apakah Anda pemimpin? Apa yang menjadi teladan kepemimpinan Nehemia bagi kita?

Pokok Doa: Doakanlah jemaat Tuhan agar melalui profesinya, mereka boleh melayani dan memuliakan Tuhan, serta menjadi berkat bagi lainnya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *