Integritas Nehemia

“Tetapi para bupati yang sebelumnya, yang mendahului aku, sangat memberatkan beban rakyat. Bupati-bupati itu mengambil dari mereka… Bahkan anak buah mereka merajalela atas rakyat. Tetapi aku tidak berbuat demikian karena takut akan Allah.” (5:15)



Bacaan hari ini: Nehemia 5:14-16 | Bacaan setahun: Nehemia 4-5

Nehemia adalah seseorang yang bekerja keras melayani bangsanya. Nehemia melayani sebagai bupati selama 12 tahun. Pada masa pemerintahannyalah terjadi pembangunan tembok Yerusalem. Pada saat itu, Nehemia memutuskan tidak mengambil haknya sebagai seorang pemimpin daerah. Hal itu dilakukannya karena pada saat itu umat Israel sedang mengalami kesulitan, sehingga pemenuhan kehidupan sehari-hari menjadi sangat berat bagi mereka.

Sikap Nehemia ini tentu saja berbeda dibanding dengan para bupati sebelumnya. Biasanya setiap bupati akan membebankan pengeluaran untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari kepada rakyat. Bukan hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja, tapi juga untuk kesenangan mereka, bahkan untuk kesenangan para pegawai mereka juga. Namun, yang dilakukan oleh Nehemia justru sebaliknya, ia menerima secukupnya. Alasan Nehemia untuk tidak melakukannya adalah karena dia takut akan Tuhan.

Kata “takut akan Tuhan” ini tidak berarti bahwa Nehemia ketakutan kepada Tuhan. Nehemia menghormati Tuhan sehingga ia tidak ingin melakukan sesuatu hal yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ketimbang menuntut kenyamanan diri di atas kesengsaraan rakyat, dia memilih untuk mencukupkan diri dengan yang ada. Karena sadar bahwa hal inilah yang Tuhan inginkan untuk dilakukannya, sehingga Nehemia memohon berkat dari Tuhan agar menjamin kesejahteraannya. Berbicara mengenai hak dan kewajiban, seringkali seorang pemimpin merasa berhak untuk mendapat keuntungan atas setiap jasa yang dilakukannya sekalipun hal itu menjadi sebuah kesulitan atau bahkan beban bagi yang dipimpinnya. Sehingga teladan untuk hidup sederhana, sangatlah sulit untuk dikerjakan.

Jadilah orang yang mempertimbangkan dengan seksama alasan kita menuntut hak kita atas orang lain. Kita perlu memperhatikan agar tuntutan kita dilandasi dengan pertimbangan yang benar dan bukan untuk kepuasan diri sendiri. Perhatikan bahwa tindakan kita terhadap orang lain didasarkan pada kebenaran, bukan untuk menunjukkan pamor atau kekuasaan kita.

STUDI PRIBADI: Hal apa yang menjadi dasar keputusan Nehemia? Bagaimana kita dapat mengambil keputusan yang didasarkan pada hati yang “takut akan Tuhan”?

Pokok Doa: Berdoa bagi setiap para pemimpin gereja Tuhan supaya memiliki pola kepemimpinan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Berdoa bagi para pemimpin negara Indonesia, Tuhan menolong tiap keputusan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *