Keberanian Nehemia

“Tetapi kataku: Orang manakah seperti aku ini yang akan melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki Bait Suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!” (Nehemia 6:11)



Bacaan hari ini: Nehemia 6:1-19 | Bacaan setahun: Nehemia 6

Nehemia diutus Tuhan untuk memimpin rakyat Israel dengan tujuan untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang runtuh. Namun hal itu tidaklah mudah, karena Nehemia mengalami tantangan dari Sanbalat, Tobia dan Gesyem, dari Arab. Mereka mengajak untuk bertemu sesudah Nehemia dan rakyat Israel berhasil membangun kembali tembok Yerusalem. Nehemia menolak karena tidak ingin meninggalkan pekerjaan pembangunan tersebut. Saat dikirimkan surat terbuka bahwa orang-orang Yahudi berniat memberontak dengan membangun kembali tempok dan mengangkat raja, maka Nehemia mengutus orang menjawab surat mereka dan menyatakan bahwa berita itu tidak benar.

Ancaman kepada Nehemia tidak berhenti. Bahkan ketika berkunjung ke rumah Semaya, ia dinasihati agar sembunyi di dalam Bait Suci karena diyakini ada orang yang akan membunuhnya. Namun, Nehemia menolak karena ia tidak berhak masuk Bait Suci. Nehemia bukanlah keturunan Lewi, tidak berhak masuk Bait Suci. Nehemia tidak ingin berdosa kepada Allah. Jawabannya menunjukkan rasa takut dan hormat kepada Allah, “Orang manakah seperti aku ini yang akan melarikan diri? Orang manakah seperti aku ini dapat memasuki Bait Suci dan tinggal hidup? Aku tidak pergi!” (ay 11). Nehemia menyelesaikan tugas yang Tuhan berikan di tengah segala ancaman. Ia menjaga prioritas tugas dari Tuhan, ia tahu ketidakbenaran motivasi mereka yang ingin menggagalkan penyelesaiannya. Kesadaran itu membuatnya ingat batasannya, sehingga menolak memasuki Bait Suci.

Dari Nehemia, kita belajar kepekaan Nehemia akan pimpinan Tuhan, prioritas atas perintah Tuhan, serta sikap tahu batas, itulah yang mendorong Nehemia berani mengabaikan bahkan menghadapi segala ancaman. Pada akhirnya, Tuhan memberikan keberhasilan dalam pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem dalam waktu 52 hari. Kiranya Tuhan menolong kita untuk memiliki keberanian menolak pengaruh yang buruk, serta berkomitmen dalam menyelesaikan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita, sekalipun ada banyak alasan bagi kita untuk menyerah.

STUDI PRIBADI: Mengapa kita merasa takut/khawatir menjaga komitmen kita untuk setia kepada Tuhan? Bagaimana kita berkomitmen menyelesaikan tugas pelayanan kita?

Pokok Doa: Berdoalah bagi Jemaat Tuhan supaya setia mengikuti Kristus, meskipun banyak tantangan. Bagi generasi muda, tidak mudah menyerah dan meninggalkan imannya dan mengikuti arus dunia. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *