“Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain… Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.” (Ester 4:14)
Bacaan hari ini: Ester 4:1-17 | Bacaan setahun: Ester 4-5
Ester 4 : 1-17
Usaha Mordekhai untuk menolong orang Yahudi
1 Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya, lalu memakai kain kabung dan abu, kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong dengan nyaring dan pedih.
2 Dengan demikian datanglah ia sampai ke depan pintu gerbang istana raja, karena seorangpun tidak boleh masuk pintu gerbang istana raja dengan berpakaian kain kabung.
3 Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.
4 Ketika dayang-dayang dan sida-sida Ester memberitahukan hal itu kepadanya, maka sangatlah risau hati sang ratu, lalu dikirimkannyalah pakaian, supaya dipakaikan kepada Mordekhai dan supaya ditanggalkan kain kabungnya dari padanya, tetapi tidak diterimanya.
5 Maka Ester memanggil Hatah, salah seorang sida-sida raja yang ditetapkan baginda melayani dia, lalu memberi perintah kepadanya menanyakan Mordekhai untuk mengetahui apa artinya dan apa sebabnya hal itu.
6 Lalu keluarlah Hatah mendapatkan Mordekhai di lapangan kota yang di depan pintu gerbang istana raja,
7 dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi.
8 Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda.
9 Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester.
10 Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai:
11 “Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.”
12 Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai,
13 maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: “Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi.
14 Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
16 “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.”
17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.
Ester 5
Ester menghadap raja
1 Pada hari yang ketiga Ester mengenakan pakaian ratu, lalu berdirilah ia di pelataran dalam istana raja, tepat di depan istana raja. Raja bersemayam di atas takhta kerajaan di dalam istana, berhadapan dengan pintu istana itu.
2 Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu.
3 Tanya raja kepadanya: “Apa maksudmu, hai ratu Ester, dan apa keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan diberikan kepadamu.”
4 Jawab Ester: “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja.”
5 Maka titah raja: “Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester.” Lalu raja datang dengan Haman ke perjamuan yang diadakan oleh Ester.
6 Sementara minum anggur bertanyalah raja kepada Ester: “Apakah permintaanmu? Niscaya akan dikabulkan. Dan apakah keinginanmu? Sampai setengah kerajaan sekalipun akan dipenuhi.”
7 Maka jawab Ester: “Permintaan dan keinginan hamba ialah:
8 Jikalau hamba mendapat kasih raja, dan jikalau baik pada pemandangan raja mengabulkan permintaan serta memenuhi keinginan hamba, datang pulalah kiranya raja dengan Haman ke perjamuan yang akan hamba adakan bagi raja dan Haman; maka besok akan hamba lakukan yang dikehendaki raja.”
Haman menyuruh mendirikan tiang penyulaan untuk Mordekhai
9 Pada hari itu keluarlah Haman dengan hati riang dan gembira; tetapi ketika Haman melihat Mordekhai ada di pintu gerbang istana raja, tidak bangkit dan tidak bergerak menghormati dia, maka sangat panaslah hati Haman kepada Mordekhai.
10 Tetapi Haman menahan hatinya, lalu pulanglah ia ke rumahnya dan menyuruh datang sahabat-sahabatnya dan Zeresh, isterinya.
11 Maka Haman menceriterakan kepada mereka itu besarnya kekayaannya, banyaknya anaknya laki-laki, dan segala kebesaran yang diberikan raja kepadanya serta kenaikan pangkatnya di atas para pembesar dan pegawai raja.
12 Lagi kata Haman: “Tambahan pula tiada seorangpun diminta oleh Ester, sang ratu, untuk datang bersama-sama dengan raja ke perjamuan yang diadakannya, kecuali aku; dan untuk besokpun aku diundangnya bersama-sama dengan raja.
13 Akan tetapi semuanya itu tidak berguna bagiku, selama aku masih melihat si Mordekhai, si Yahudi itu, duduk di pintu gerbang istana raja.”
14 Lalu kata Zeresh, isterinya, dan semua sahabatnya kepadanya: “Suruhlah orang membuat tiang yang tingginya lima puluh hasta, dan persembahkanlah besok pagi kepada raja, supaya Mordekhai disulakan orang pada tiang itu; kemudian dapatlah engkau dengan bersukacita pergi bersama-sama dengan raja ke perjamuan itu.” Hal itu dipandang baik oleh Haman, lalu ia menyuruh membuat tiang itu.
Haman punya rencana jahat yang sedang dijalankan. Pembantaian seluruh orang Yahudi di bawah kekuasaan raja Ahasyweros nampaknya hanya tinggal menunggu waktu saja. Tentu saja hal ini sangat menggelisahkan hati Mordekhai. Oleh sebab itu, ia memakai pakaian kabung dan meratap di sepanjang jalan menuju ke istana, tempat Ester berada. Ester meminta Hatah, orang kepercayaannya untuk menemui Mordekhai dan bertanya kepadanya mengenai apa yang tengah terjadi.
Mordekhai memberitahukan rencana jahat Haman dan juga salinan undang-undang yang sudah beredar, tentang pembantaian bangsa Yahudi. Hati Ester sangat risau, karena ia tidak mampu berbuat banyak untuk menolong. Hanya keajaiban saja yang mampu menyelamatkan Ester dari kematian, apabila ia memaksa diri menemui raja dan memohon agar raja membatalkan rencana jahat tersebut. Mordekhai menegur sekaligus menguatkan Ester dengan mengatakan: “Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu” (ay. 14).
Allah menuntun jalan hidup Ester, dari seorang wanita biasa menjadi seorang ratu. Allah punya tujuan dalam kehidupan Ester, dan semua yang dialaminya bukanlah sebuah kebetulan belaka. Posisinya sekarang adalah jawaban Allah untuk melepaskan Israel. Ester segera memahami pesan Mordekhai. Dengan berpuasa, Ester, Mordekhai, dan seluruh orang Yahudi yang tinggal di sana bersungguh-sungguh memohon pertolongan Allah.
Allah yang sama terus bekerja sekarang di dalam kehidupan kita. Segala sesuatu yang kita alami adalah bagian dari rencana dan tujuan Allah. Biarlah kita belajar tunduk dan bersedia dipakai oleh-Nya untuk menyatakan kehendak-Nya melalui kehidupan kita. Bukalah mata dan hati kita untuk dapat melihat karya dan rencana Allah yang lebih besar di dalam kehidupan kita!
STUDI PRIBADI: Bagaimana Ester bisa memahami tujuan Allah di dalam kehidupannya? Bagaimana Anda dapat memahami tujuan Allah di dalam kehidupan Anda hari ini?
Pokok Doa: Berdoalah supaya jemaat Tuhan boleh memahami bahwa Allah mempunyai tujuan yang indah di dalam kehidupan mereka dalam negara ini.