“Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.” (Ayub 24:23)
Bacaan hari ini: Ayub 24:1-25 | Bacaan tahunan: Ayub 23-24
Ayub 23
Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar
1 Maka Elifas, orang Teman, menjawab:
2 “Apakah manusia berguna bagi Allah? Tidak, orang yang berakal budi hanya berguna bagi dirinya sendiri.
3 Apakah ada manfaatnya bagi Yang Mahakuasa, kalau engkau benar, atau keuntungannya, kalau engkau hidup saleh?
4 Apakah karena takutmu akan Allah, maka engkau dihukum-Nya, dan dibawa-Nya ke pengadilan?
5 Bukankah kejahatanmu besar dan kesalahanmu tidak berkesudahan?
6 Karena dengan sewenang-wenang engkau menerima gadai dari saudara-saudaramu dan merampas pakaian orang-orang yang melarat;
7 orang yang kehausan tidak kauberi minum air, dan orang yang kelaparan tidak kauberi makan,
8 tetapi orang yang kuat, dialah yang memiliki tanah, dan orang yang disegani, dialah yang mendudukinya.
9 Janda-janda kausuruh pergi dengan tangan hampa, dan lengan yatim piatu kauremukkan.
10 Itulah sebabnya engkau dikelilingi perangkap, dan dikejutkan oleh kedahsyatan dengan tiba-tiba.
11 Terangmu menjadi gelap, sehingga engkau tidak dapat melihat dan banjir meliputi engkau.
12 Bukankah Allah bersemayam di langit yang tinggi? Lihatlah bintang-bintang yang tertinggi, betapa tingginya!
13 Tetapi pikirmu: Tahu apa Allah? Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap?
14 Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit!
15 Apakah engkau mau tetap mengikuti jalan lama, yang dilalui orang-orang jahat,
16 mereka yang telah direnggut sebelum saatnya, yang alasnya dihanyutkan sungai;
17 mereka yang berkata kepada Allah: Pergilah dari pada kami! dan: Yang Mahakuasa dapat berbuat apa terhadap kami?
18 Namun Dialah juga yang memenuhi rumah mereka dengan segala yang baik–tetapi rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku.
19 Hal itu dilihat oleh orang benar dan mereka bersukaria; orang yang tidak bersalah mengolok-olok mereka:
20 Sungguh, lawan kami telah dilenyapkan, dan peninggalan mereka telah habis dimakan api.
21 Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan.
22 Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu.
23 Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu,
24 membuang biji emas ke dalam debu, emas Ofir ke tengah batu-batu sungai,
25 dan apabila Yang Mahakuasa menjadi timbunan emasmu, dan kekayaan perakmu,
26 maka sungguh-sungguh engkau akan bersenang-senang karena Yang Mahakuasa, dan akan menengadah kepada Allah.
27 Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan mengabulkan doamu, dan engkau akan membayar nazarmu.
28 Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu, dan cahaya terang menyinari jalan-jalanmu.
29 Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!
30 Orang yang tidak bersalah diluputkan-Nya: engkau luput karena kebersihan tanganmu.”
Ayub 24 : 1-25
Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan
1 “Mengapa Yang Mahakuasa tidak mencadangkan masa penghukuman dan mereka yang mengenal Dia tidak melihat hari pengadilan-Nya?
2 Ada orang yang menggeser batas tanah, yang merampas kawanan ternak, lalu menggembalakannya.
3 Keledai kepunyaan yatim piatu dilarikannya, dan lembu betina kepunyaan seorang janda diterimanya sebagai gadai,
4 orang miskin didorongnya dari jalan, orang sengsara di dalam negeri terpaksa bersembunyi semuanya.
5 Sesungguhnya, seperti keledai liar di padang gurun mereka keluar untuk bekerja mencari apa-apa di padang belantara sebagai makanan bagi anak-anak mereka.
6 Di ladang mereka mengambil makanan hewan, dan kebun anggur, milik orang fasik, dipetiki buahnya yang ketinggalan.
7 Dengan telanjang mereka bermalam, karena tidak ada pakaian, dan mereka tidak mempunyai selimut pada waktu dingin;
8 oleh hujan lebat di pegunungan mereka basah kuyup, dan karena tidak ada tempat berlindung, mereka mengimpitkan badannya pada gunung batu.
9 Ada yang merebut anak piatu dari susu ibunya dan menerima bayi orang miskin sebagai gadai.
10 Dengan telanjang mereka berkeliaran, karena tidak ada pakaian, dan dengan kelaparan mereka memikul berkas-berkas gandum;
11 di antara dua petak kebun mereka membuat minyak, mereka menginjak-injak tempat pengirikan sambil kehausan.
12 Dari dalam kota terdengar rintihan orang-orang yang hampir mati dan jeritan orang-orang yang menderita luka, tetapi Allah tidak mengindahkan doa mereka.
13 Ada lagi golongan yang memusuhi terang, yang tidak mengenal jalannya dan tidak tetap tinggal pada lintasannya.
14 Pada parak siang bersiaplah si pembunuh, orang sengsara dan miskin dibunuhnya, dan waktu malam ia berlaku seperti pencuri.
15 Orang yang berzinah menunggu senja, pikirnya: Jangan seorangpun melihat aku; lalu dikenakannya tudung muka.
16 Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang,
17 karena kegelapan adalah pagi hari bagi mereka sekalian, dan mereka sudah biasa dengan kedahsyatan kegelapan.
18 Mereka hanyut di permukaan air, bagian mereka terkutuk di bumi; mereka tidak lagi pergi ke kebun anggur mereka.
19 Air salju dihabiskan oleh kemarau dan panas, demikian juga dilakukan dunia orang mati terhadap mereka yang berbuat dosa.
20 Rahim ibu melupakan dia, berenga mengerumitnya, ia tidak diingat lagi: kecurangan dipatahkan seperti pohon kayu.
21 Ia menjarahi perempuan mandul, yang tidak beranak, dan tidak berbuat baik terhadap seorang janda,
22 bahkan menyeret orang-orang perkasa dengan kekuatannya; ia bangun kembali, tetapi hidupnya tidak terjamin.
23 Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.
24 Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi; mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu, mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum.
25 Jikalau tidak demikian halnya, siapa berani menyanggah aku dan meniadakan perkataanku?”
Banyak sekali dari kita suka menonton film aksi, karena film tersebut sering menggambarkan kondisi manusia yang penuh ketidakadilan dan ketidakbenaran, namun diakhiri dengan “happy ending” – yang jahat dihukum, dan yang baik diberikan penghargaan.
Ayub dalam pergumulan hidupnya menghadapi hal yang sama. Ada banyak pertanyaan Ayub tentang ketidakadilan dan ketidakbenaran dalam hidup, tentang perbuatan-perbuatan manusia yang mengabaikan Tuhan dan menindas sesamanya. Belum lagi pergumulan orang yang miskin dan susah, yang menjerit kepada Allah tapi seolah-olah tidak didengarkan (ay. 12). Mengapa Allah Diam? Salah satu jawabannya, yaitu “waktu Tuhan.” Waktu Tuhan untuk bertindak berbeda dengan waktu kita. Kita ingin orang yang berbuat jahat langsung dijatuhi hukuman sesegera mungkin. Namun, waktu Tuhan beda dengan kita, walau sepertinya begitu lama menurut kita. Seharusnya kita bersyukur dengan waktu Tuhan, karena jika penghakiman itu dilakukan pada saat itu juga, maka siapakah yang bisa lolos?
Realita tentang Allah yang sepertinya tidak bertindak terhadap orang-orang jahat, menyadarkan Ayub bahwa sesungguhnya memang untuk sementara waktu, Allah memberikan keamanan dan kenyamanan kepada mereka yang jahat untuk menikmati hasil perbuatan mereka. Akan tetapi, ketika waktu-Nya tiba, maka kesombongan dan kebanggaan orang-orang ini akan lisut dan luruh, tertulis: “Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya. Hanya sebentar mereka meninggikan diri, lalu tidak ada lagi; mereka luruh, lalu menjadi lisut seperti segala sesuatu, mereka dikerat seperti hulu tangkai gandum” (ay. 23-24).
Ketika melihat ketidakadilan dan ketidakbenaran berlangsung dan Tuhan Allah tidak bertindak menurut pandangan kita, maka jangan cepat-cepat menyalahkan Tuhan. Yakin dan percayalah bahwa Tuhan tahu dan juga sedang melihat mereka, dan hanya sebentar saja waktu mereka. Bila mereka tidak bertobat, maka mereka akan dilenyapkan oleh Tuhan Allah dan juga akan menghadapi penghakiman di kekekalan nanti.
STUDI PRIBADI: Apa ketidakadilan dan ketidakbenaran yang mengganggu Anda beriman? Doakanlah di hadapan Tuhan, dan cobalah untuk melihat dari kebenaran firman Tuhan.
Pokok Doa: Doakan orang-orang yang Anda ketahui sedang bermain-main dengan dosa dan kejahatan agar belas kasihan Allah menyadarkan mereka untuk segera bertobat.