“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk…, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:1-2)
Bacaan hari ini: Mazmur 1:1-6 | Bacaan tahunan: Mazmur 1
Mazmur 1 : 1-6
Jalan orang benar dan jalan orang fasik
1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
“Di dalam dunia ada dua jalan, lebar dan sempit mana kau pilih…” Demikian sepenggal lirik lagu Sekolah Minggu yang sering dinyanyikan. Lagu ini menunjukkan bahwa hidup manusia memiliki dua pilihan: jalan menuju hidup kekal atau menuju kebinasaan kekal. Jika diminta memilih, sebagai anak-anak Tuhan pasti jawaban kita adalah jalan menuju hidup kekal. Namun, benarkah kita menghidupi jalan itu?
Melalui bacaan hari ini, Pemazmur menunjukkan kepada kita ada dua jalan yang dapat kita pilih sebagai anak-anak Tuhan: jalan orang benar atau jalan orang fasik. Jalan hidup orang benar tidak hidup mengikuti gaya hidup orang fasik (ay. 1). Orang-orang benar hidup mencintai Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam. Artinya, mereka bukan menjadikan Taurat Tuhan sebagai pengetahuan saja, tetapi mereka juga sungguh- sungguh meresapi dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari (ay. 2). Orang-orang benar hidup dalam takut akan Tuhan. Jika demikian, maka orang-orang fasik adalah orang-orang yang tidak hidup dalam Taurat Tuhan, tidak hidup takut akan Tuhan dan hidup serupa dengan dunia.
Apa dampak yang dihasilkan dari dua jalan ini? Pemazmur membuka Mazmur dengan kata “berbahagialah” yang artinya diberkatilah. Diberkati bukanlah berbicara mengenai berkat materi, kesehatan dan sebagainya. Diberkatilah berbicara mengenai keadaan orang-orang benar yang, hidup dalam kecintaan akan Taurat Tuhan, sehingga hidupnya akan berbuah dan berdampak bagi orang lain (ay. 3). Tidak demikian dengan orang fasik. Mereka digambarkan sebagai sekam yang ringan, tidak berisi, yang tidak berguna, dan berujung pada kebinasaan. Secara kasat mata mungkin kehidupan orang fasik berdampak bagi banyak orang. Namun ingat, Tuhan mengenal jalan hidup kita. Sudah berapa lama kita mengikut Tuhan dan mengatakan kita mengasihi Tuhan? Apakah kita sungguh-sungguh hidup mengasihi Tuhan dengan mencintai dan melakukan kebenaran-Nya? Atau kita sesungguhnya sedang hidup dalam jalan orang fasik yang tidak berjalan dalam kebenaran-Nya?
STUDI PRIBADI: Sudahkah kita intim dengan Tuhan, cinta akan kebenaran firman-Nya dan menghidupi kebenaran-Nya sebagai orang yang sudah dibenarkan Tuhan?
Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menolong kita untuk sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, membangun keintiman dengan Tuhan, mencintai Tuhan dan menghidupi kebenaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.