Tuhan, Raja Yang Menang

“Hai segala bangsa, bertepuk tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja yang besar atas seluruh bumi.” (Mazmur 47:2-3)



Bacaan hari ini: Mazmur 47:1-10 | Bacaan setahun: Mazmur 46-47

Aleksander Agung adalah seorang pemimpin Kerajaan Yunani kuno dari Makedonia. Pada usia 20 tahun, ia meneruskan takhta ayahnya, Filipus II dari Makedonia yang tewas dibunuh pada saat pernikahan Kleopatra dari Makedonia, di bulan Oktober 336 SM. Tidak lama kemudian, Aleksander melancarkan kampanye militer ke Asia Barat dan Mesir, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Di usia 30 tahun, ia berhasil membentuk salah satu kekaisaran terbesar sepanjang sejarah, dengan wilayah yang terbentang dari Balkan di barat sampai India di timur. Dia tidak terkalahkan dalam pertempuran, dan juga terkenal sebagai salah satu komandan militer tersukses dalam sejarah. Pada saat menelisik sejarah singkat ini, ada rasa kagum atas kekuatan dan kejayaan dari seorang Aleksander Agung.

Allah Pencipta langit dan bumi tentu melebihi raja-raja di dunia ini, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Ia adalah Raja yang memerintah atas bangsa Israel, dan atas bangsa-bangsa lain. Pemazmur menyatakan Allah adalah Raja yang Mahatinggi, dahsyat dan besar atas seluruh bumi (ay. 3), Raja yang sangat dimuliakan (ay. 10). Kepada Allah saja, segala bangsa bertepuktangan dan bersorak-sorai (ay. 2). Pada bagian ini, dengan segala kekaguman kepada Allah, pemazmur menaikkan pujian, kemuliaan, dan mazmur kepada Allah (ay. 7-8). Pemazmur merasakan pertolongan dan kebaikan Allah, ia menyatakan bahwa Allah Raja seluruh bumi. Pemazmur kemudian mengajak segala bangsa yang mengalami penyertaan Allah, seharusnya menaikkan puji-pujian dan sorak-sorai kepada-Nya.

Umat Allah seharusnya bangga akan Allah dan menerima-Nya sebagai penguasa absolut kehidupan. Terlebih sebagai orang yang beriman, Allah di dalam Yesus Kristus adalah Raja yang menang atas kuasa dosa dan kematian. Dengan demikian, Allah di dalam Yesus Kristus mengerti setiap pergumulan umat-Nya. Itulah yang menjadi kekuatan umat-Nya ketika menghadapi masalah dan tantangan hidup. Umat Allah harus memiliki kekuatan dan pengharapan bukan hanya kehidupan di saat ini saja, namun terus bersama dengan kita setiap saat, bahkan sampai di dalam kekekalan.

STUDI PRIBADI: Apa yang mendasari pemazmur menaikkan pujian & kemuliaan bagi Allah? Bagaimana seharusnya sikap kita dalam pujian, penyembahan dan syukur kepada Allah?

Pokok Doa: Berdoa bagi para pelayan Tuhan di gereja, khususnya pemimpin pujian atau pengiring pujian, agar memaknai tiap pelayanan dengan benar. Berdoa bagi akktifitas-aktifitas gerejawi sehingga diperkenan oleh Tuhan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *