Kesalehan Sejati

“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk.” (Yesaya 58:6)



Bacaan hari ini: Yesaya 58:1-12 | Bacaan setahun: Yesaya 58-59

Berkendara di jalanan Indonesia merupakan salah satu bentuk ujian kesabaran kita. Sikap tidak disiplin dan egois banyak pengemudi membuat pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan mudah terjadi. Bagi seorang dengan tipe kepribadian J (menurut analisa Myer-Briggs), hal ini merupakan realita yang tidak nyaman bagi saya. Makin menjengkelkan, ketika saya yang sudah berusaha mengemudi dengan hati-hati, kemudian menjadi korban karena kelalaian orang lain.

Saya kerap melihat bahwa para pelanggar itu justru orang-orang yang menampilkan simbol-simbol agama yang kuat. Ada yang memakai simbol itu di kendaraan, atau mengenakannya pada diri mereka. Coba renungkan dengan teliti! Apakah ini pertanda bahwa banyak orang hari ini hanya suka terlihat beragama tapi tidak sungguh-sungguh ingin hidup beragama?

Kita bisa mengingat pengalaman dari bangsa Yehuda. Dalam nas hari ini, terlihat bahwa mereka sangatlah memperhatikan ritualitas keagamaan. Mereka mencari Allah dan suka mengenal hukum Allah. Sayangnya, mereka menampilkan cara hidup yang justru bertolak belakang dengan keagamaan mereka. Mereka lupa bahwa beragama bukan hanya soal ritualitas, tetapi juga gaya hidup sehari-hari. Tidak mengherankan jika Tuhan menegur dan mengingatkan bahwa ritualitas mereka harus menyentuh juga cara hidup mereka. Jadi, bukan sekadar melaksanakan ritual keagamaan, tapi mereka juga tekun menghadirkan syalom Allah pada lingkungan mereka. Saat keagamaan mereka meresap dalam hidup mereka, maka Allah akan memberkati mereka.

Harus diakui, kita pun rentan dengan godaan tersebut. Dalam sebuah masyarakat yang memuji kesalehan pribadi dan ritualitas, kita mudah tergoda untuk menampilkan diri sebagai sosok yang saleh. Akan tetapi, hari ini Tuhan mengingatkan bahwa kesalehan sejati tidak boleh hanya berhenti sampai di tataran ritual, tapi harus mencakup juga cara kita hidup sehari-hari. Allah ingin kita bukan hanya giat melaksanakan ritual keagamaan, tetapi juga tekun menghadirkan syalom Allah pada lingkungan kita.

STUDI PRIBADI: Menurut Anda, bagaimana cara memastikan bahwa kesalehan kita bukan sebuah kedok, melainkan merembes juga dalam cara hidup kita?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan mengingat bahwa Allah ingin mereka bukan hanya giat melaksanakan ritual keagamaan, tetapi juga tekun menghadirkan syalom-Nya.

×

Yesaya 57 : 6-13

Penyembahan berhala sebagai perzinahan

6 Padamu hanya ada batu-batu licin dari sungai, dan hanya itu sajalah yang ditentukan bagimu; kepada mereka juga engkau mengunjukkan korban curahan, dan mempersembahkan korban sajian. Masakan Aku sabar akan hal itu?

7 Engkau menaruh petiduranmu di atas gunung yang tinggi dan menjulang dan ke atas gunung itu juga engkau naik untuk mempersembahkan korban sembelihan.

8 Engkau telah menaruh lambang berhalamu di ambang pintu masuk rumahmu, ya, engkau telah meninggalkan Aku dan menelanjangi dirimu, engkau telah menaiki petiduranmu dan telah melebarkannya; engkau telah mengadakan janji dengan beberapa orang yang kauingini untuk tidur bersama-sama mereka dan engkau memandangi lingga.

9 Engkau datang menghadap Molokh dengan membawa minyak dan banyak-banyak wangi-wangian; engkau menyuruh duta-dutamu pergi sampai jauh, dan sampai ke bawah di dunia orang mati.

10 Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.

11 Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!

12 Aku akan menyebutkan kesalehanmu dan segala perbuatanmu, tetapi semuanya itu tidak akan berguna bagimu:

13 apabila engkau berteriak, biarlah berhala-berhalamu melepaskan engkau! Mereka semua akan ditiup angin, akan diterbangkan hembusan nafas. Tetapi orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus.

×

Yesaya 57 : 7

7 Engkau menaruh petiduranmu di atas gunung yang tinggi dan menjulang dan ke atas gunung itu juga engkau naik untuk mempersembahkan korban sembelihan.

×

Yesaya 57 : 8

8 Engkau telah menaruh lambang berhalamu di ambang pintu masuk rumahmu, ya, engkau telah meninggalkan Aku dan menelanjangi dirimu, engkau telah menaiki petiduranmu dan telah melebarkannya; engkau telah mengadakan janji dengan beberapa orang yang kauingini untuk tidur bersama-sama mereka dan engkau memandangi lingga.

×

Yesaya 57 : 9-10

9 Engkau datang menghadap Molokh dengan membawa minyak dan banyak-banyak wangi-wangian; engkau menyuruh duta-dutamu pergi sampai jauh, dan sampai ke bawah di dunia orang mati.

10 Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.

×

Yesaya 57 : 11

11 Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!.

×

Yesaya 57 : 13b

13b Mereka semua akan ditiup angin, akan diterbangkan hembusan nafas.

×

Yesaya 57 : 13c

13c Tetapi orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus.

×

Ibrani 4 : 14-16

14 Ada yang berkata: "Bukalah, bukalah, persiapkanlah jalan, angkatlah batu sandungan dari jalan umat-Ku!"

15 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

16 Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas kehidupan.

×

Roma 6 : 11

11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

×

Kolose 3 : 5

5 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala

×

Yesaya 57 : 1

1 Orang benar binasa, dan tidak ada seorangpun yang memperhatikannya; orang-orang saleh tercabut nyawanya, dan tidak ada seorangpun yang mengindahkannya; sungguh, karena merajalelanya kejahatan, tercabutlah nyawa orang benar

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *