Rancangan Damai Sejahtera

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)



Bacaan hari ini: Yeremia 29:1-23 | Bacaan tahunan: Yeremia 28-29

Di tengah banyaknya pertikaian yang terjadi di dunia, damai sejahtera dirindukan oleh banyak orang. Damai disebut dengan kata “shalom” dalam bahasa Ibrani, dan dalam bahasa Yunani disebut dengan “eirene.” Kata “damai” ini memiliki pengertian keadaan tanpa perang atau perselisihan; keadaan tanpa ancaman, gangguan, atau hambatan; sehat, makmur, bahagia, selamat, dsb. Secara umum, damai ialah keadaan tetap tenang dan bersandar kepada Tuhan terlepas dari kondisi yang kita alami.

Hal inilah yang Tuhan janjikan kepada umat-Nya. Ketika mereka ada di Babel, Tuhan mengarahkan mereka untuk membangun kehidupan di sana. Mereka tidak perlu menjadi pahit hati ataupun ingin segera pergi dari sana. Tuhan justru menghendaki mereka mengusahakan hal-hal yang baik untuk diri mereka, keluarga mereka, maupun bagi daerah tempat mereka tinggal. Tuhan memerintahkan mereka untuk mengusahakan kesejahtaraan kota, di mana Tuhan menempatkan mereka. Tuhan berjanji bahwa pada suatu saat umat Israel akan kembali ke tanah mereka. Dalam semua itu, Tuhan menyatakan bahwa rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera bagi umat-Nya. Bahkan Ia menjanjikan relasi pribadi dengan mereka, yaitu jika mereka berseru kepada Tuhan, maka Tuhan akan menjawab mereka.

Kita pun Tuhan tempatkan di kota tempat kita sebagai utusan Tuhan untuk mendatangkan kesejahteraan bagi kota dan diri kita. Rancangan damai sejahtera itu dimulai dari ketenangan jiwa atau kesejahteraan rohani yang didasarkan atas pengampunan Allah. Damai sejahtera ini meliputi: (1) Damai dengan Tuhan, melalui pengampunan dosa yang kita terima dalam Yesus Kristus; (2) Damai dengan diri, percaya bahwa kita adalah orang yang diampuni dan berharga di hadapan Allah sehingga kita mampu menerima keadaan kita; (3) Damai dengan sesama, dengan membangun relasi yang penuh belas kasihan dan pengampunan sebagaimana kita telah menerima belas kasihan dan pengampunan Kristus. Damai sejahtera inilah yang memungkinkan kita menghadapi segala sesuatu dengan tenang karena mempercayai bahwa Tuhan berkuasa dan mengontrol segala sesuatu.

STUDI PRIBADI: Apa yang membuat kita ragu bahwa Tuhan merancangkan damai sejahtera bagi kita? Bagaimana kita dapat hidup dalam rancangan damai sejahtera Tuhan?

Pokok Doa: Doakan agar Jemaat terus meyakini bahwa rancangan Allah adalah yang terbaik.

×

Yeremia 25 : 31

31 Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan berperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkan-Nya kepada pedang, demikianlah firman TUHAN.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *