Dilarang Tapi Tidak Diam

“Ambil pulalah gulungan lain, tuliskanlah di dalamnya segala perkataan yang semula ada di dalam gulungan yang pertama yang dibakar oleh Yoyakim, raja Yehuda.” (Yeremia 36:28)



Bacaan hari ini: Yeremia 36:1-32 | Bacaan tahunan: Yeremia 36-37

Chen Wensheng, seorang pemberita Injil, ditangkap dan dipenjarakan karena telah memberitakan Injil. Namun, baginya pemenjaraannya itu, tidak membuatnya berdiam diri. Justru situasi tersebut ia gunakan untuk terus menginjili. Bahkan, ia memberitakan Injil kepada polisi yang menangkapnya.

Tuhan menyuruh Yeremia untuk menuliskan segala apa yang telah difirmankan-Nya, yakni mengenai segala malapetaka yang telah Tuhan rancang atas Israel, Yehuda, dan segala bangsa. Dengan maksud apabila kaum Yehuda mendengar tentang segala malapetaka yang Tuhan hendak jatuhkan kepada mereka, maka mereka masing-masing akan bertobat dari tingkah langkahnya yang jahat sehingga Tuhan akan mengampuni kesalahan dan dosa mereka selama ini. Namun sayang, tidak ada yang bertobat. Baik raja maupun pegawainya saat mendengarkan firman Tuhan tersebut. Tidak seorang pun dari mereka yang terkejut dan mengoyakkan pakaiannya sebagai tanda berduka dan bertobat atas segala malapetaka yang akan Tuhan jatuhkan atas mereka. Malah ketika mendengar firman Tuhan dibacakan, Raja Yoyakim menyatakan kemarahan dan perlawanan terhadap Tuhan dengan mengoyak-ngoyakkan gulungan kitab yang berisi firman Tuhan itu, lalu membakarnya ke dalam perapian. Kemudian Raja Yoyakim memerintahkan agar menangkap nabi Yeremia dan juru tulis Barukh yang telah menulis dan menyampaikan berita firman Tuhan tersebut. Meski demikian, Nabi Yeremia dan Barukh tidak berdiam diri. Tuhan memerintahkan untuk menuliskan kembali firman Tuhan tersebut. Mereka dengan taat menuliskan apa yang Tuhan firmankan mengenai hukuman-Nya atas Yehuda dan Raja Yoyakim yang telah menentang dan melawan Tuhan.

Sesungguhnya, dunia ini tidak suka akan firman Tuhan yang menegur dan menyatakan kasih-Nya. Bahkan, mereka melarang memberitakannya. Jika demikian, akankah kita berdiam diri atau tetap terus memberitakan- nya? Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia memberitakannya.

STUDI PRIBADI: Mengapa Yeremia dan Barukh meski dilarang, tidak berdiam diri, tetapi tetap terus menulis dan memberitakan firman Tuhan? Jika begitu, bagaimana dengan kita?

Pokok Doa: Doakan agar orang percaya tetap setia memberitakan firman Tuhan, meskipun dunia tidak suka dan melarangnya. 

×

Amsal 20 : 6

6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *