Sekalipun Pelayan Tuhan, Tetap Manusia

“Celakalah aku, sebab TUHAN telah menambahkan kedukaan kepada penderitaanku! Aku lelah karena keluh kesahku dan aku tidak mendapat ketenangan.” (Yeremia 45: 3)



Bacaan hari ini: Yeremia 45:1-5 | Bacaan tahunan: Yeremia 44-45

Yeremia 45 ini bukanlah sebuah peristiwa atau pesan yang kronologis pasal-pasal sebelum. Ayat 1 menerangkan, firman ini datang kepada Barukh melalui Yeremia, pada masa Kerajaan Yehuda. Alasan bagian ini ditempatkan sebagai bagian penutup dalam nubuat kejatuhan Kerajaan Israel secara keseluruhan dalam kitab Yeremia, adalah menegaskan bahwa Tuhan terus bekerja dan memegang kendali kehidupan umat-Nya.

Barukh adalah sekretaris yang bertugas menuliskan perkataan Tuhan yang diberikan melalui Yeremia. Jadi Barukh mengalami apa yang dialami Yeremia, Barukh pergi kemanapun Yeremia pergi, termasuk saat Yeremia harus mengalami penderitaan dan kesusahan karena berita dari Tuhan kepada kaum Yehuda. Dalam ayat 3, Barukh mengeluh mengapa dia harus mengalami penderitaan dan kesusahan karena telah setia melayani Tuhan. Tuhan menjawabnya dalam ayat 4, bahwa sesungguhnya Tuhan jauh lebih bersusah hati karena harus menghukum umat pilihan-Nya, Yehuda, karena dosa pemberontakan mereka. Kesusahan dan kepahitan hati Barukh tidak melebihi kesusahan hati Tuhan melihat pemberontakan Yehuda dan penghukuman yang harus dialami Yehuda. Namun Tuhan, sungguh adalah Allah yang peduli dan menghibur Barukh, pelayan-Nya yang setia. Tuhan berjanji, Barukh akan selamat kemanapun dia pergi, nyawa Barukh akan dipelihara oleh Tuhan, sekalipun harus mengalami berbagai kesusahan (ay. 5: “tetapi nyawamu sendiri akan Kuberikan sebagai rampasan bagimu di segala tempat ke mana pun engkau pergi”).

Menghadapi sulit dan beratnya tantangan hidup masa kini, apakah mengikut Tuhan justru menambah kesusahan kita, sama seperti Barukh? Percayakah kita, Tuhan lah yang akan memelihara kita melewati berbagai kesusahan? Bahkan di tengah kesusahan, justru kita akan menyaksikan kebaikan dan kemurahan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan? Sama seperti janji Yesus Kristus sebelum terangkat ke sorga, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat. 28:20), demikianlah janji-Nya itu selalu ditepati-Nya kepada kita umat-Nya, yang dikasihi-Nya.

STUDI PRIBADI: Apakah pandangan Barukh tentang pelayanan dan kesusahan? Apakah Anda merasa kesusahan bahkan kepahitan selama mengikut Tuhan dan melayani-Nya?

Pokok Doa: Berdoa bagi Jemaat yang mengalami kesusahan dalam hidup, agar tetap mengalami kehadiran dan kuat kuasa Allah dan sadar mengalami pemeliharaan Tuhan.

×

Yeremia 45 : 1

1 Firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia kepada Barukh bin Neria, waktu Barukh dalam tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, menuliskan segala firman tersebut dalam sebuah kitab langsung dari mulut Yeremia

×

Yeremia 45 : 3

3 Oleh karena engkau telah berkata: Celakalah aku, sebab TUHAN telah menambahkan kedukaan kepada penderitaanku! Aku lesu karena keluh kesahku dan aku tidak mendapat ketenangan,

×

Yeremia 45 : 4

4 maka beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, apa yang Kubangun akan Kuruntuhkan, dan apa yang Kutanam akan Kucabut, bahkan sekalipun seluruh negeri!

×

Yeremia 45 : 5

5 Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya! Sebab, sesungguhnya, Aku mendatangkan malapetaka atas segala makhluk, demikianlah firman TUHAN, tetapi kepadamu akan Kuberikan nyawamu sebagai jarahan di segala tempat ke mana engkau pergi."

×

Matius 28 : 20

20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *