Gua Makhpela

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.” (Ibrani 11:8, 9)



Pembahasan: Kejadian 23:1-20 | Ayat Bacaan: Kejadian 23-24

Abraham dan Sarah sudah ada di Kanaan, tanah yang Tuhan janjikan bagi Abraham dan keturunannya, namun ia belum dapat mengklaim tanah tersebut sebagai miliknya. Bahkan ketika Sarah meninggal dunia, Abraham akhirnya membeli tanah untuk makam dari Efron, orang Het. Tempat yang dibelinya adalah Makhpela, dekat dengan Mamre, di wilayah Hebron, Kanaan. Abraham membelinya dengan harga 400 syikal perak dan mendapatkan ladang sekaligus gua, yaitu Gua Makhpela. Area Makhpela itu adalah tanah pertama yang ia miliki. Namun keyakinan atau iman akan janji Tuhan, tidaklah pudar. Pertama, iman Abraham terlihat dari tindakannya membeli area Makhpela sebagai pemakaman keluarga, seolah menyatakan bahwa di tanah itulah keluarganya atau keturunannya akan tinggal, sebagaimana janji Tuhan. Kedua, iman Abraham terlihat dari kehidupannya. Pengakuan dari orang-orang Het pada ayat 6, “…Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami…” Kata “raja agung” ini dalam bahasa aslinya berarti pemimpin yang dari Allah. Pengakuan itu menunjukkan penghargaan orang Het kepada Abraham yang memiliki kualitas kehidupan rohani atau iman yang nampak dari hidupnya. Ketiga, iman Abraham ini terlihat dari iman yang dimiliki keturunannya. Gua Makhpela ini menjadi lokasi pemakaman bagi Abraham, Sarah, Ishak, Ribka, Yakub, dan Lea (Kej. 25:9-10). Hal yang menarik ialah pada saat Yakub meninggal di Mesir akibat bencana kelaparan yang terjadi di Kanaan, ia tetap meminta agar tulang-tulangnya dimakamkan di Makhpela, tanah leluhurnya. Hal ini menunjukkan bahwa Abraham mengajarkan kepada anak-anaknya, untuk mengimani janji Tuhan mengenai tanah Kanaan (Kej. 47:29-30; 49:29-32). Janji Tuhan mengenai tanah perjanjian baru digenapi pada masa Daud, dan selama kurun waktu yang sangat lama tersebut, iman kepada Tuhan dan janji-Nya diajarkan secara turun-temurun kepada keturunan Abraham.

Dari renungan ini kita belajar bahwa keteguhan iman akan janji Tuhan ini menolong kita untuk dapat hidup dalam pengharapan kepada Tuhan dan menjadi kesaksian. Iman kepada Tuhan harus dengan sengaja diajarkan kepada keturunan kita sehingga nama Tuhan terus-menerus dipermuliakan.

STUDI PRIBADI: Apa yang bisa kita pelajari dari iman Abraham dalam bagian Firman Tuhan ini? Apakah kita sedang menjalani ujian iman? Bagaimana kita menjalani ujian iman ini?

Pokok Doa: Berdoa agar orang Kristen dapat memiliki iman yang teguh dan menang dalam menghadapi tantangan kehidupan. Rakyat Indonesia boleh menemukan iman yang benar dalam menjalani hidup sepanjang tahun ini.

×

Kejadian 23 : 6

6 "Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu."

×

Kejadian 25 : 9-10

9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,

10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.

×

Kejadian 47 : 29-30

29 Ketika hampir waktunya bahwa Israel akan mati, dipanggilnyalah anaknya, Yusuf, dan berkata kepadanya: "Jika aku mendapat kasihmu, letakkanlah kiranya tanganmu di bawah pangkal pahaku, dan bersumpahlah, bahwa engkau akan menunjukkan kasih dan setia kepadaku: Janganlah kiranya kuburkan aku di Mesir,

30 karena aku mau mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangku. Sebab itu angkutlah aku dari Mesir dan kuburkanlah aku dalam kubur mereka." Jawabnya: "Aku akan berbuat seperti katamu itu."

×

Kejadian 49 : 29-32

29 Kemudian berpesanlah Yakub kepada mereka: "Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu,

30 dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.

31 Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya,

32 dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het."

×

Kejadian 22 : 12

12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

×

2 Timotius 4 : 7

7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

×

Kejadia 2 : 25

25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.

×

Kolose 3 : 9b

9b karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,

×

Roma 8 : 29

29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

×

Mazmur 88 : 14

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

×

Mazmur 88 : 16

15 (88-16) Aku tertindas dan menjadi inceran maut sejak kecil, aku telah menanggung kengerian dari pada-Mu, aku putus asa.

×

Mazmur 88 : 17-18

16 (88-17) Kehangatan murka-Mu menimpa aku, kedahsyatan-Mu membungkamkan aku,

17 (88-18) mengelilingi aku seperti air banjir sepanjang hari, mengepung aku serentak.

×

Mazmur 88 : 19

18 (88-19) Telah Kaujauhkan dari padaku sahabat dan teman, kenalan-kenalanku adalah kegelapan.

×

Mazmur 88 : 2, 10

1 (88-2) Ya TUHAN, Allah yang menyelamatkan aku, siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.

9 (88-10) mataku merana karena sengsara. Aku telah berseru kepada-Mu, ya TUHAN, sepanjang hari, telah mengulurkan tanganku kepada-Mu.

×

Mazmur 88 : 14-15

13 (88-14) Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.

14 (88-15) Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *