“Jawab Barak kepada Debora: Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju.” (Hakim-hakim 4:8)
Bacaan hari ini: Hakim-hakim 4 | Bacaan setahun: Hakim-hakim 4-5
Hakim-hakim 4
Debora dan Barak
1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: “Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu.”
8 Jawab Barak kepada Debora: “Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju.”
9 Kata Debora: “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan.” Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.
11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh.
12 Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor,
13 dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison.
14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: “Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?” Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,
15 dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorangpun yang tinggal hidup.
17 Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu.
18 Yael itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: “Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut.” Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.
19 Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: “Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus.” Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula.
20 Lagi katanya kepada perempuan itu: “Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada.”
21 Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah–sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya–maka matilah orang itu.
22 Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: “Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu.” Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.
23 Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel.
24 Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu.
Hakim-hakim 5
Nyanyian Debora
1 Pada hari itu bernyanyilah Debora dan Barak bin Abinoam, demikian:
2 Karena pahlawan-pahlawan di Israel siap berperang, karena bangsa itu menawarkan dirinya dengan sukarela, pujilah TUHAN!
3 Dengarlah, ya raja-raja! Pasanglah telingamu, ya pemuka-pemuka! Kalau aku, aku mau bernyanyi bagi TUHAN, bermazmur bagi TUHAN, Allah Israel.
4 TUHAN, ketika Engkau bergerak dari Seir, ketika Engkau melangkah maju dari daerah Edom, bergoncanglah bumi, tirislah juga langit, juga awan tiris airnya;
5 gunung-gunung–yakni Sinai–bergoyang di hadapan TUHAN, di hadapan TUHAN, Allah Israel.
6 Dalam zaman Samgar bin Anat, dalam zaman Yael, kafilah tidak ada lagi dan orang-orang yang dalam perjalanan terpaksa menempuh jalan yang berbelit-belit.
7 Penduduk pedusunan diam-diam saja di Israel, ya mereka diam-diam, sampai engkau bangkit, Debora, bangkit sebagai ibu di Israel.
8 Ketika orang memilih allah baru, maka terjadilah perang di pintu gerbang. Sesungguhnya, perisai ataupun tombak tidak terlihat di antara empat puluh ribu orang di Israel.
9 Hatiku tertuju kepada para panglima Israel, kepada mereka yang menawarkan dirinya dengan sukarela di antara bangsa itu. Pujilah TUHAN!
10 Kamu, yang menunggang keledai betina putih, kamu, yang duduk di atas permadani, kamu, yang berjalan di jalan, ceriterakanlah hal itu!
11 Di tempat-tempat penimbaan air, menurut suara orang-orang yang berdendang, di sanalah orang menyanyikan perbuatan TUHAN yang adil, perbuatan-Nya yang adil terhadap orang-orang-Nya di pedusunan di Israel. Pada waktu itu turunlah umat TUHAN ke pintu gerbang.
12 Bangunlah, bangunlah, Debora! Bangunlah, bangunlah, nyanyikanlah suatu nyanyian! Bangkitlah, Barak! dan giringlah tawananmu, hai anak Abinoam!
13 Lalu turunlah para bangsawan yang terluput, umat TUHAN turun bagi-Nya sebagai pahlawan.
14 Dari suku Efraim mereka datang ke lembah, mengikuti engkau, ya suku Benyamin, dengan laskarmu; dari suku Makhir turunlah para panglima dan dari suku Zebulon orang-orang pembawa tongkat pengerah.
15 Juga para pemimpin suku Isakhar menyertai Debora, dan seperti Isakhar, demikianlah Naftali menyertai Barak. Mereka menyusul dia dan menyerbu masuk lembah. Tetapi pihak pasukan-pasukan suku Ruben ada banyak pertimbangan.
16 Mengapa engkau tinggal duduk di antara kandang-kandang sambil mendengarkan seruling pemanggil kawanan? Di pihak pasukan-pasukan suku Ruben ada banyak pertimbangan!
17 Orang Gilead tinggal diam di seberang sungai Yordan; dan suku Dan, mengapa mereka tinggal dekat kapal-kapal? Suku Asyer duduk di tepi pantai laut, tinggal diam di teluk-teluknya.
18 Tetapi suku Zebulon ialah bangsa yang berani mempertaruhkan nyawanya, demikian juga suku Naftali, di tempat-tempat tinggi di padang.
19 Raja-raja datang dan berperang, pada waktu itu raja-raja Kanaan berperang dekat Taanakh, pada mata air di Megido, tetapi perak sebagai rampasan tidak diperoleh mereka.
20 Dari langit berperang bintang-bintang, dari peredarannya mereka memerangi Sisera.
21 Sungai Kison menghanyutkan musuh, Kison, sungai yang terkenal dari dahulu kala itu. –Majulah sekuat tenaga, hai jiwaku! —
22 Ketika itu menderaplah telapak kuda, karena berpacu lari kuda-kudanya.
23 “Kutukilah kota Meros!” firman Malaikat TUHAN, “kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan.”
24 Diberkatilah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, melebihi perempuan-perempuan lain, diberkatilah ia, melebihi perempuan-perempuan yang di dalam kemah.
25 Air diminta orang itu, tetapi susu diberikannya; dalam cawan yang indah disuguhkannya dadih.
26 Tangannya diulurkannya mengambil patok, tangan kanannya mengambil tukul tukang, ditukulnya Sisera, dihancurkannya kepalanya, diremukkan dan ditembusnya pelipisnya.
27 Dekat kakinya orang itu rebah, tewas tergeletak, dekat kakinya orang itu rebah dan tewas, di tempat ia rebah, di sanalah orang itu tewas, digagahi.
28 Dari jendela ibu Sisera menjenguk dan berseru dari tingkap: “Mengapa keretanya tak kunjung datang? Mengapa kereta-keretanya belum kedengaran?”
29 Yang paling bijak di antara dayang-dayangnya menjawabnya, dan ia sendiri juga membalas perkataannya itu:
30 “Bukankah mereka mendapat jarahan dan membagi-baginya, gadis seorang dua untuk setiap orang jarahan kain berwarna sehelai dua untuk Sisera, jarahan kain sulaman aneka warna sehelai dua untuk leherku?”
31 Demikianlah akan binasa segala musuh-Mu, ya TUHAN! Tetapi orang yang mengasihi-Nya bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya. Lalu amanlah negeri itu empat puluh tahun lamanya.
Debora adalah seorang nabiah Israel. Lokasi pelayanannya di bawah “pohon kurma Debora,” di antara Rama dan Betel. Orang Israel dari berbagai suku, datang kepadanya minta nasihat dan pertimbangan atas perkara mereka; bisa jadi perkara yang terbukti terlalu sukar untuk ditangani oleh hakim setempat atau perkara yang menyangkut antar suku. Jadi, Debora merupakan hakim yang menangani kasus sehari-hari. Oleh karena karunianya sebagai hakim, tidak heran orang Israel datang mencari perlindungan kepadanya ketika mereka ditindas oleh Sisera.
Barak adalah putra Abinoam dari Kedesy di daerah Naftali. Ia dipanggil oleh Debora untuk mengumpulkan suku-suku Israel agar Barak memimpin mereka untuk melawan Sisera. Barak meminta Debora, bahkan mendesak, untuk menyertainya dan Debora setuju maju menyertai Barak. Akhirnya, Barak berhasil mengalahkan orang-orang Kanaan dalam sebuah perang yang terjadi akhir abad ke-12 SM.
Yang menarik adalah kerjasama dua pemimpin ini dengan peran yang berbeda untuk menghasilkan kemenangan. Debora sebenarnya bukanlah penasihat perang dan dia tidak memiliki keahlian perang. Namun Debora berpengaruh besar kepada orang-orang sekitarnya, termasuk Barak. Barak adalah pemimpin perang, ia bersedia taat kepada perintah Debora yang diyakininya adalah perintah Tuhan. Namun Barak punya kelemahan untuk meyakini mereka bisa menang dalam perang. Barak merasa membutuhkan dukungan dari Debora. Debora mengerjakan bagiannya dengan baik untuk mendukung Barak sehingga meningkatkan kepercayaan diri Barak.
Pada akhirnya, Barak menang dan pujian pun diberikan kepada Barak atas imannya (Ibrani 11:33). Kadang kala Tuhan mempercayakan kepada kita sebuah peran bukan sebagai pemimpin terdepan. Seperti Debora, kita bisa berperan untuk memberikan dukungan bagi pemimpin terdepan agar ia mengerjakan tugas yang Tuhan percayakan dengan baik. Sebagaimana Debora setia atas tugas itu, kita pun perlu belajar untuk mengerjakan tugas kita dengan ketulusan dan penuh pengabdian kepada Tuhan.
STUDI PRIBADI: Pernahkah mendukung orang lain untuk berhasil mengerjakan tugasnya? Bagaimana perasaan Anda ketika mereka memuji atau berterima kasih?
Berdoalah: Berdoa bagi para pemimpin gereja agar Tuhan memberikan kesatuan hati dan saling mengasihi untuk bersama-sama melayani Tuhan dengan tidak mencari pujian atau kepentingan diri sendiri.