“Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya.” (2 Tawarikh 21:7a)
Bacaan hari ini: 2 Tawarikh 21 | Bacaan setahun: 2 Tawarikh 21
2 Tawarikh 21
1 Kemudian Yosafat mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di samping nenek moyangnya di kota Daud. Maka Yoram, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Raja Yoram
2 Saudara-saudaranya, anak-anak Yosafat, ialah: Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikhael dan Sefaca. Mereka semua anak-anak Yosafat, raja Israel.
3 Ayahnya memberikan kepada mereka banyak pemberian, berupa emas dan perak dan barang-barang berharga, juga kota-kota berkubu di Yehuda. Tetapi kedudukan raja diberikannya kepada Yoram, karena dialah anak sulungnya.
4 Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel.
5 Yoram berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
6 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
7 Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.
8 Pada zamannya memberontaklah Edom terhadap kekuasaan Yehuda dan mereka mengangkat seorang raja atas mereka sendiri.
9 Maka majulah Yoram dengan panglima-panglimanya serta seluruh keretanya; pada waktu malam bangunlah ia, lalu bersama-sama dengan para panglima pasukan kereta ia menerobos barisan orang Edom yang mengepung dia.
10 Demikianlah Edom memberontak kekuasaan Yehuda dan terlepas sampai sekarang ini. Lalu Libnapun memberontak terhadap kekuasaannya pada masa itu juga. Itu disebabkan karena ia telah meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyangnya.
11 Lagipula ia membuat bukit-bukit pengorbanan di gunung-gunung Yehuda. Ia membujuk penduduk Yerusalem untuk berzinah dan ia menyesatkan Yehuda.
12 Lalu sampailah kepadanya sebuah surat dari nabi Elia yang bunyinya: “Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Karena engkau tidak hidup mengikuti jejak Yosafat, ayahmu, dan Asa, raja Yehuda,
13 melainkan hidup menurut kelakuan raja-raja Israel dan membujuk Yehuda dan penduduk-penduduk Yerusalem untuk berzinah, sama seperti yang dilakukan keluarga Ahab, dan juga karena engkau telah membunuh saudara-saudaramu, seluruh keluarga ayahmu yang lebih baik dari padamu,
14 maka TUHAN akan mendatangkan tulah besar atas rakyatmu, anak-anakmu, isteri-isterimu, dan atas semua harta milikmu.
15 Dan engkau sendiri akan menderita penyakit yang dahsyat, suatu penyakit usus, hingga selang beberapa waktu ususmu keluar oleh karena penyakit itu.”
16 Lalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram.
17 Maka mereka maju melawan Yehuda, memasukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.
18 Sesudah semuanya ini TUHAN menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat sembuh.
19 Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, keluarlah ususnya karena penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya.
20 Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja.
Tindakan amputasi untuk membuang bagian tubuh tertentu terkadang perlu dilakukan jika seseorang mengalami penyakit yang berbahaya dan telah menyebar. Apabila tidak dilakukan, maka kerusakan yang terjadi bisa membahayakan seluruh tubuh. Hal yang sama terjadi di tengah kejatuhan raja Yoram, Allah tidak membuang seluruh umat-Nya karena Ia mengingat janji-Nya.
Meski Yosafat adalah raja yang benar, tidak demikian dengan Yoram, anaknya. Saat ia memerintah menggantikan Yosafat, Yoram menyebabkan bangsa Israel terjatuh dalam dosa. Ia membunuh semua saudaranya dan beberapa pembesar Israel yang dianggap mengancam kekuasaannya (ay. 4). Yoram pun menyembah berhala sama seperti raja-raja Israel (ay. 11). Maka melalui Elia, Tuhan menyatakan penghukuman-Nya atas Yoram. Ia akan mengalami penyakit usus yang membinasakan dan serangan dari berbagai macam negara pada masa pemerintahannya (ay. 15, 16). Seluruh keluarganya dijatuhi tulah, konsekuensi dari menghina dan mengkhianati Tuhan (ay. 17). Namun di tengah murka, Allah mengingat janji-Nya. Ayat 7 menuliskan, “namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya”.
Tuhan setia pada janji-Nya di tengah ketidaksetiaan umat-Nya. Inilah kebenaran yang perlu kita ingat melalui perenungan ini. Di tengah segala kekacauan dan ketidaksetiaan manusia, Allah setia. Ia mengingat janji-Nya dan menepatinya. Itulah pengharapan kita yang seringkali gagal dan tidak menaati-Nya, bahwa kita dipegang oleh Allah yang setia. Allah mengingat janji-Nya di tengah jatuh bangunnya kita mengikut Dia. Kita tidak dibuang dan ditinggalkan, anugerah-Nya akan menyertai dan menuntun kita setiap hari kepada kehendak dan kebenaran-Nya. Berharaplah terus pada-Nya, karena ada anugerah dan kasih karunia Tuhan bagi setiap kita.
STUDI PRIBADI: Bacalah bagian ini sekali lagi dengan perlahan dan renungkanlah. Adakah kita juga hidup sama seperti Yoram? Atau, adakah kita seperti Yosafat yang hidup benar namun gagal mewariskan iman kepada keturunannya?
Pokok Doa: Agar para orang tua Kristen mendidik anak-anak di dalam Tuhan. Tugas mewariskan iman adalah tugas orang tua, untuk membimbing anak-anak mereka mengenal Tuhan dan hidup bagi kemuliaan Tuhan.