Aku Tahu Penebusku Hidup

“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.” (Ayub 19:25)



Bacaan hari ini: Ayub 19:1-29 | Bacaan tahunan: Ayub 18-19

Ketika ada dalam kesusahan dan penderitaan, kehadiran seseorang yang menghibur kita adalah layaknya udara segar. Tapi, kehadiran teman-teman Ayub, yang seharusnya datang menghiburnya malah menghabiskan waktu untuk menghakimi dan mempertanyakan dosa yang telah dilakukannya di hadapan Tuhan, sehingga dia diberikan penderitaan sedemikian mengerikan. Salah satu temannya, Bildad, menghujaninya dengan lebih banyak lagi kata-kata yang yang menghakimi dan mengutuk (pasal 18). Perkataan teman-teman Ayub, tentu menghancurkan hati Ayub yang telah hancur karena kehilangan anak dan harta.

Segera setelah pendapat Bildad, Ayub dengan hampir tidak berdaya berseru, berapa lama lagi Bildad dan yang lain akan menyakiti hatinya dan meremukkannya dengan perkataan (ay. 1). Ayub bahkan memohon supaya dia dikasihani (ay. 21). Seruan Ayub yang meminta belas kasihan bukan hanya ditujukan kepada tiga teman Ayub yang hadir pada waktu itu: Elifaz, Bildad dan Zofar. Ini adalah seruan bagi semua orang di sekitarnya, orang-orang yang menganggap dirinya telah berdosa kepada Tuhan sehingga dikutuk. Meski meratap demikian, sekali lagi Ayub menyadari bahwa dia memiliki Penebus yang hidup. Oleh karena itu, meskipun kulit tubuhnya rusak dan meski tanpa daging, dia akan tetap memandang kepada Tuhan.

Pada akhirnya, dengan penuh percaya diri dan kepastian, Ayub yakin bahwa Allah ada di pihaknya. Menyadari kembali bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang hidup, memampukan Ayub untuk menguasai dirinya tidak mengutuki Allah, oleh sebab penderitaannya. Meskipun anak-anaknya telah meninggal, istri dan teman-temannya meninggalkannya, sedang dia sendiri di ambang kematian, dia masih memiliki harapan yang pasti di tengah dunia yang tidak pasti. Setiap penderitaan dan pergumulan kita sebenarnya bisa menjadi cara supaya kita memiliki relasi yang lebih mendalam dengan Tuhan. Apapun yang kita alami selama di dunia, walau kawan tinggalkan kita, ketahuilah, bahwa Penebus kita hidup dan Dia akan membela perkaramu.

STUDI PRIBADI: Apakah yang dilakukan Ayub ketika semua orang menyalahkannya dan menghakiminya?

Pokok Doa: Berdoa supaya setiap kita tetap kuat menghadapi pergumulan hidup meskipun tidak ada orang yang di pihak kita, tetapi kita tahu Tuhan kita hidup dan Dia lebih besar dari masalah kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *