“Allah mengguntur dengan suara-Nya …; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita; karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras!” (Ayub 37:5-6)
Bacaan hari ini: Ayub 37:1-24 | Bacaan tahunan: Ayub 36-37
Ayub 36
Tujuan sengsara ialah pertobatan
1 Berkatalah Elihu selanjutnya:
2 “Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah.
3 Aku akan meraih pengetahuanku dari jauh dan membenarkan Pembuatku;
4 karena sungguh-sungguh, bukan dusta perkataanku, seorang yang sempurna pengetahuannya menghadapi engkau.
5 Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi.
6 Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara;
7 Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya.
8 Jikalau mereka dibelenggu dengan rantai, tertangkap dalam tali kesengsaraan,
9 maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka, dan kepada pelanggaran mereka, karena mereka berlaku congkak,
10 dan ia membukakan telinga mereka bagi ajaran, dan menyuruh mereka berbalik dari kejahatan.
11 Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.
12 Tetapi, jikalau mereka tidak mendengar, maka mereka akan mati oleh lembing, dan binasa dalam kebebalan.
13 Orang-orang yang fasik hatinya menyimpan kemarahan; mereka tidak berteriak minta tolong, kalau mereka dibelenggu-Nya;
14 nyawa mereka binasa di masa muda, dan hidup mereka berakhir sebelum saatnya.
15 Dengan sengsara Ia menyelamatkan orang sengsara, dengan penindasan Ia membuka telinga mereka.
16 Juga engkau dibujuk-Nya keluar dari dalam kesesakan, ke tempat yang luas, bebas dari tekanan, ke meja hidanganmu yang tenang dan penuh lemak.
17 Tetapi engkau sudah mendapat hukuman orang fasik sepenuhnya, engkau dicengkeram hukuman dan keadilan;
18 janganlah panas hati membujuk engkau berolok-olok, janganlah besarnya tebusan menyesatkan engkau.
19 Dapatkah teriakanmu meluputkan engkau dari kesesakan, ataukah seluruh kekuatan jerih payahmu?
20 Janganlah merindukan malam hari, waktu bangsa-bangsa pergi dari tempatnya.
21 Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara.
22 Sesungguhnya, Allah itu mulia di dalam kekuasaan-Nya; siapakah guru seperti Dia?
23 Siapakah akan menentukan jalan bagi-Nya, dan siapa berani berkata: Engkau telah berbuat curang?
24 Ingatlah, bahwa engkau harus menjunjung tinggi perbuatan-Nya, yang selalu dinyanyikan oleh manusia.
25 Semua orang melihatnya, manusia memandangnya dari jauh.
26 Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.
27 Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan,
28 yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.
29 Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya?
30 Sesungguhnya, Ia mengembangkan terang-Nya di sekeliling-Nya, dan menudungi dasar laut.
31 Karena dengan semuanya itu Ia mengadili bangsa-bangsa, dan juga memberi makan dengan berlimpah-limpah.
32 Kedua tangan-Nya diselubungi-Nya dengan kilat petir dan menyuruhnya menyambar sasaran.
33 Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan.”
Ayub 37 : 1-24
Allah memperhatikan penderitaan manusia
1 Maka berbicaralah Elihu:
2 “Inikah yang kauanggap adil dan yang kausebut: kebenaranku di hadapan Allah,
3 kalau engkau bertanya: Apakah gunanya bagiku? Apakah kelebihanku bila aku berbuat dosa?
4 Akulah yang akan memberi jawab kepadamu dan kepada sahabat-sahabatmu bersama-sama dengan engkau:
5 Arahkan pandanganmu ke langit dan lihatlah, perhatikanlah awan-awan yang lebih tinggi dari padamu!
6 Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kaulakukan terhadap Dia? Kalau pelanggaranmu banyak, apa yang kaubuat terhadap Dia?
7 Jikalau engkau benar, apakah yang kauberikan kepada Dia? Atau apakah yang diterima-Nya dari tanganmu?
8 Hanya orang seperti engkau yang dirugikan oleh kefasikanmu dan hanya anak manusia yang diuntungkan oleh kebenaranmu.
9 Orang menjerit oleh karena banyaknya penindasan, berteriak minta tolong oleh karena kekerasan orang-orang yang berkuasa;
10 tetapi orang tidak bertanya: Di mana Allah, yang membuat aku, dan yang memberi nyanyian pujian di waktu malam;
11 yang memberi kita akal budi melebihi binatang di bumi, dan hikmat melebihi burung di udara?
12 Ketika itu orang menjerit, tetapi Ia tidak menjawab, oleh karena kecongkakan orang-orang jahat.
13 Sungguh, teriakan yang kosong tidak didengar Allah dan tidak dihiraukan oleh Yang Mahakuasa.
14 Lebih-lebih lagi kalau engkau berkata, bahwa engkau tidak melihat Dia, bahwa perkaramu sudah diadukan kehadapan-Nya, tetapi masih juga engkau menanti-nantikan Dia!
15 Tetapi sekarang: karena murka-Nya tidak menghukum dan Ia tidak terlalu mempedulikan pelanggaran,
16 maka Ayub berbesar mulut dengan sia-sia, banyak bicara tanpa pengertian.”
Di dalam dunia kepolisian atau kemiliteran, kita menjumpai seorang perwira berpakaian dinas lengkap, dengan banyak atribut pangkat dan berbagai bintang penghargaan, disematkan berjejer di seragam dinas, sehingga membuatnya berkarisma dan agung di hadapan orang lain. Oleh sebab itu, setiap pembesar, dengan segala otoritas dan pengaruhnya, membuat pengikutnya takjub dan tunduk pada perintah dan kehendaknya.
Gambaran akan kebesaran Allah yang ditunjukkan pada Ayub 37:1-24 tentu sangat memesona dan menakjubkan para pembaca. Allahlah sumber keagungan dan kebesaran. Bagian ini merupakan lanjutan perkataan Elihu (36:1), dimana efek kebesaran Allah bisa dirasakan oleh manusia ciptaan-Nya. Selanjutnya ia berbicara tentang manifestasi alam yang menyatakan kuasa dan keajaiban Tuhan, baik salju, hujan deras, topan, es, awan, kilat yang menyambar-nyambar. Semua kebesaran dan kedahsyatan Tuhan ini seharusnya membuat manusia sadar akan keberadaannya yang fana dan terbatas. Untuk itulah, Elihu dalam penggambaran ini, memohon Ayub untuk mengakui segala kelemahan dan keterbatasannya di hadapan Allah. Ayub didorong untuk menyadari ketidakmengertiannya akan maksud Allah serta mengagumi Allah yang sempurna. Ini pemahaman Elihu dan seakan-akan mewakili Allah menyatakan kebesaran-Nya bagi Ayub yang sedang mengalami penderitaan. Dalam pandangan Elihu, Ayub tidak berhikmat di saat berhadapan dengan Allah dan segala kebesaran-Nya.
Elihu menyampaikan kekaguman manusia secara umum terhadap kebesaran Allah. Namun apabila dipelajari lebih dalam, menurut Elihu apa yang dialami Ayub bukan bagian dari kebesaran Allah. Meskipun demikian, Allah hendak menyatakan kasih dan kemurahan bagi hamba-Nya, Ayub. Allah tidak pernah bersalah dalam setiap keputusan dan kehendak-Nya, karena Allah yang Empunya segala sesuatu dan Allah berdaulat di atas segala sesuatu. Untuk dapat memahami kebesaran Allah, memang pikiran manusia yang terbatas sangat sulit menggambarkannya secara jelas dan spesifik, namun bagian umat-Nya adalah tetap memercayai bahwa hidup ini ada di dalam kendali tangan-Nya yang penuh kasih dan kuasa.
STUDI PRIBADI: Apa yang kita pahami mengenai kebesaran Allah? Bagaimana kebesaran Allah menuntun perjalanan kita yang penuh dengan tantangan dan pergumulan?
Pokok Doa: Berdoalah bagi pergumulan jemaat Tuhan yang sedang sakit & mengalami tantangan iman, Tuhan menyatakan kasih dan pemeliharaan-Nya yang sempurna. Gereja Tuhan tetap menyuarakan kebenaran-Nya.