Jangan Pergi Ke Mesir !

“Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu.” (Yeremia 42:21)



Bacaan hari ini: Yeremia 42:1-22 | Bacaan tahunan: Yeremia 41-42

Salah satu kebodohan yang sering saya temukan (dan lakukan, tentu saja) ialah merasa lebih tahu dari orang lain. Orang-orang dengan sikap demikian biasanya cenderung sulit menerima masukan orang lain, sebab mereka merasa bahwa pikiran mereka jauh lebih superior.

Keadaan biasanya akan jadi memprihatinkan (sekaligus sedikit menyenangkan) ketika orang-orang sok-tahu itu akhirnya terbukti salah dan menyadari bahwa kalau saja mereka mau mendengar masukan orang lain, mungkin mereka akan mendapat hasil yang lebih baik. Karena itulah, di sini, kita perlu mengembangkan kerendahan hati dalam mendengar masukan orang lain, meski tetap harus kritis dalam menerimanya.

Dalam nas ini, kita sebenarnya bertemu dengan beberapa orang sok-tahu. Dalam keadaan terdesak, beberapa orang Yehuda berpikir bahwa melarikan diri ke Mesir adalah sebuah pilihan bijak. Mereka berpikir jarak yang jauh akan menjamin keadaan mereka jauh lebih aman. Akan tetapi, Yeremia jelas memperingatkan bahwa diam di tempat mereka justru akan mendatangkan sesuatu yang baik. Sebaliknya, bila mereka lebih percaya kekuatan Mesir, pada akhirnya mereka justru akan menemui kelaparan dan pedang. Yang kian memprihatinkan, orang-orang ini sebenarnya merasa lebih tahu dari Tuhan sendiri. Mereka bertanya pada Tuhan apa kehendak-Nya. Sayangnya, karena kehendak Tuhan tidak sejalan dengan keinginan mereka, mereka malah menuduh Yeremia sedang berkata dusta! (43:2).

Dalam Perjanjian Baru, Yakobus juga sempat menyinggung orang- orang demikian, yang mungkin saja termasuk kita. Orang-orang ini merasa lebih tahu apa yang terbaik bagi hidupnya dan karena itu mengabaikan Allah dalam perencanaan hidup mereka (Yak. 4:13-17). Yakobus menyebut orang-orang ini bukan hanya congkak, tetapi juga berdosa.

Perenungan ini seharusnya mengajar kita untuk benar-benar mencari kehendak Allah. Kita lemah, kita terbatas. Karena itu, biarkan Allah yang menuntun hidup kita. Jangan pergi ke Mesir! Tanya pada Allah apa yang menjadi kehendak-Nya. Berjalanlah ke sana!

STUDI PRIBADI: Seberapa intens Anda melibatkan Allah dalam perencanaan hidup Anda? Apakah Anda mencari kehendak-Nya atau meminta-Nya menyetujui rencana Anda?

Pokok Doa: Doakan agar anak-anak Tuhan menyadari bahwa tujuan mereka adalah menemukan rencana Allah bagi mereka, bukan memaksa Allah untuk menyetujui rencana mereka.

×

Yeremia 43 : 2

2 maka berkatalah Azarya bin Hosaya dan Yohanan bin Kareah serta semua orang congkak itu kepada Yeremia: "Engkau berkata bohong! TUHAN, Allah kita, tidak mengutus engkau untuk berkata: Janganlah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana,

×

Yakobus 4 : 13-17

Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan

13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *