Roti Hidup

“Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” (Yohanes 6:35)



Bacaan hari ini: Yohanes 6:25-59 | Bacaan setahun: Yohanes 5-6

“Saya dicari mah pas ada maunya saja.” Kalimat yang mungkin tidak asing bagi kita dan pernah kita alami. Tentu tidak menyenangkan apabila seseorang mencari kita “saat ada maunya saja”. Tandanya, orang tersebut hanya mencari keuntungan dari diri kita karena ada sesuatu yang ingin ia dapatkan. Namun, tanpa kita sadari, terkadang hal ini lah yang kita lakukan terhadap Yesus, termasuk dalam diri para pengikut-Nya di masa itu.

Dalam perjalanan pelayanan-Nya, banyak orang mau mengikut Yesus, apalagi setelah peristiwa 5 roti 2 ikan yang memberi makan 5000 orang. Yesus menantang mereka untuk percaya kepada-Nya, namun pada saat itu, mereka kembali meminta tanda, sebagaimana yang dialami bangsa Israel melalui manna (ay. 30-31). Yesus tahu, yang diinginkan orang banyak pada saat itu adalah tanda-tanda, berkat-berkat yang mereka peroleh dari Yesus. Oleh karena itu Yesus menegaskan kepada mereka bahwa Yesuslah roti hidup itu. Roti merupakan kebutuhan pokok masa itu. Yesus menegaskan: sesungguhnya Pribadi Yesus itulah yang memuaskan kebutuhan terdalam mereka, yaitu keselamatan. Yang seharusnya menjadi fokus mereka adalah pengenalan akan Pribadi Yesus dan Pribadi Yesus itu sendiri, bukan berkat jasmani yang bisa mereka dapat. Dalam perjumpaan dan pengenalan akan Pribadi Yesuslah mereka dapat memperoleh kepuasan yang sesungguhnya dan mereka tidak akan mengalami kelaparan dan dahaga jiwa.

Hal yang sama tentunya berlaku bagi kita pada masa kini. Bukankah begitu banyak orang mencari Yesus untuk memperoleh berkat jasmani, dan mungkin kita juga termasuk. Namun firman Tuhan ini mengingatkan bahwa yang seharusnya kita cari adalah Pribadi Yesus dan pengenalan akan Yesus, karena Dia-lah satu-satunya sumber kepuasan bagi jiwa kita. Hanya di dalam Dia, kebutuhan terbesar kita telah terpenuhi, yaitu keselamatan melalui tubuh-Nya yang tercabik bagi setiap kita. Hanya di dalam Dia, kita akan menemukan kepuasan yang sejati karena tidak ada satu pun yang dapat menggantikan kepuasan yang datang dari pada-Nya.

STUDI PRIBADI: Siapakah roti hidup yang Yesus maksud? Apa makna dari roti hidup yang Yesus tawarkan (Yoh. 6:32-35, 39)? Apa yang kita cari selama ikut Yesus? Apa kita rindu memperoleh dan mengenal Yesus? Sudahkah Yesus menjadi sumber kepuasan kita?

Pokok Doa: Berdoalah agar Tuhan menolong kita untuk sungguh-sungguh memiliki kerinduan untuk semakin mengenal Dia dan mendambakan Dia. Berdoalah agar Kristus itu cukup sebagai sumber kepuasan kita.

×

Yohanes 6 : 30-31

30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?

31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."

×

Yohanes 6 : 32-35

32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.

33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."

35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

×

Yohanes 6 : 39

39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

×

Yohanes 1 : 14

14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

×

Yohanes 1 : 16

16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *