Memakai Perjamuan Kudus

Bacaan hari ini: 1 Korintus 11:17-34 | Bacaan setahun: Mazmur 119:1-88, Wahyu 20


“Jadi barang siapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” (1 Korintus 11:27)

 

Paulus mengingatkan jemaat di Korintus terkait dengan pertemuan jemaat. Mengapa? Sebab pertemuan jemaat tidak mendatangkan kebaikan, justru keburukan (ay. 17). Saat itu, di Korintus, perjamuan Kudus selalu diawali dengan perjamuan makan atau perjamuan kasih. Biasanya jemaat akan membawa makanan untuk dimakan bersama-sama. Namun yang salah ialah jemaat memakan sendiri makanannya, sehingga jemaat yang miskin yang tidak membawa makanan, kelaparan. Karena itu, Paulus marah dan berkata, “Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa?” (ay. 22).

Alih-alih menggunakan waktu perjamuan kudus sebagai kesempatan untuk berefleksi atas pengorbanan Yesus, jemaat justru menjadikannya menjadi sebuah pesta makan. Perjamuan di Korintus justru menunjukkan beberapa orang mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan orang lain, lapar atau tidak. Tidak ada kasih dalam perjamuan kasih jemaat Korintus, sebab perjamuan mereka menjadi sumber perpecahan.

Paulus menyebut perbuatan yang tidak layak ini sebagai dosa, karena mengabaikan esensi perjamuan kudus, yang didasarkan atas kematian Kristus. Sehingga Paulus menjelaskan kembali esensi perjamuan kudus, yaitu mengingat akan tubuh dan darah Kristus yang sudah diserahkan bagi yang percaya kepada-Nya. Perjamuan diadakan supaya kita memperbarui komitmen kita di hadapan Tuhan dan supaya kita memiliki pengharapan akan kedatangan-Nya kembali.

Paulus mengingatkan bahwa orang yang dengan cara yang tidak layak makan roti yang melambangkan tubuh Kristus dan meminum cawan yang melambangkan darah Kristus, akan mengundang penghakiman Allah. Ketika mengikuti perjamuan kudus, kita tidak hanya mengarahkan fokus kepada Tuhan, tetapi juga kepada saudara seiman kita. Sebab itu, Paulus meminta jemaat Korintus, juga kita untuk menguji diri, membuktikan bahwa kita sudah melakukan perjamuan dengan konsep dan motivasi yang benar.


STUDI PRIBADI :
Apakah kita sudah memahami makna Perjamuan Kudus dan mengikutinya dengan cara yang benar?

Pokok Doa : Berdoa supaya setiap kali mengambil bagian dalam perjamuan, kita mengingat dan bersyukur akan pengorbanan Yesus. Kita juga mau untuk belajar berbagian dalam kesulitan orang lain. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *