Ketenangan Di Tengah Ketegangan

“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” (Mazmur 62:2-3)



Bacaan hari ini: Mazmur 62:1-13 | Bacaan setahun: Mazmur 61-62

Dunia menawarkan berbagai sumber ketenangan jiwa manusia, yaitu harta, kedudukan, koneksi, juga popularitas. Bila memiliki hal-hal tersebut, kita seakan-akan tidak perlu takut menghadapi masalah, seperti kesehatan, keuangan, dan keamanan.

Pemikiran di atas ternyata berbeda dengan pengalaman hidup dan keyakinan Daud. Mazmur 62 merupakan gubahan seorang yang sedang mengalami masalah serta ancaman. Sebenarnya, Daud adalah seorang pemberani yang tidak gampang mengalami ketegangan hidup. Daud tidak gentar melawan musuh-musuhnya di medan peperangan, melawan bangsa-bangsa yang tidak menghormati Allah. Namun berulang kali juga, Allah mengizinkan Daud mengalami ancaman musuh dan seakan-akan tidak ada lagi pertolongan baginya. Di tengah ketegangan hati, ia berseru: hanya dekat Allah saja aku tenang.

Apa yang diucapkan Daud ini bukanlah perkataan kosong belaka, tetapi hasil pengalaman hidupnya yang panjang bersama dengan Allah. Di dalam Mazmur 62 ini, ada satu kata Ibrani yang terus diulang yaitu ‘ak’ yang diterjemahkan: “hanya.” Di dalam teks kita digunakan 5 kali yang merujuk kepada Allah (ay. 2, 3, 6, 7) dan satu kali untuk manusia (ay. 10). Pemazmur sedang menekankan satu kebenaran bahwa Tuhan sebagai satu-satunya tumpuan kepercayaannya. Ia mengakui bahwa hanya kedekatan dengan Allah saja yang menjadi sumber ketenangan jiwanya, di tengah ketegangan hidup sekali pun.

Kebenaran yang perlu kita ingat: Tuhan adalah satu-satunya sumber ketenangan jiwa kita. Oleh karena itu, mendekatkan jiwa kita kepada-Nya adalah wujud nyata dari kepercayaan kita kepada Allah. C.S. Lewis dalam buku The Great Divorce menuliskan “ketika manusia semakin menjauh dari Allah, mereka menjadi semakin tidak realistis.” Di tengah kondisi hidup kita yang dikelilingi ketidakpastian, perubahan, dan tekanan, bagaimana sikap hati kita? Marilah kita mencari Allah, mendekatkan jiwa kita kepada-Nya. Itulah bukti keyakinan bahwa Allah adalah sumber ketenangan jiwa kita.

STUDI PRIBADI: Bagaimana seharusnya sikap kita saat menghadapi ketegangan hidup? Apa yang bisa kita pelajari dari Mazmur ini?

Pokok Doa: Tuhan menolong kita, keluarga terdekat, jemaat Tuhan supaya memiliki sikap hati yang benar saat menghadapi ketegangan hidup di masa yang sulit ini. Kiranya Tuhan menjadi sumber ketenangan jiwa kita. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *