Kebangkitan Tubuh

Pernahkah kita mendapatkan tugas saat sekolah, untuk menanam biji kacang hijau yang kemudian bertumbuh dengan cepat menjadi tanaman kecambah? Biji yang ditanam selalu akan bertumbuh sesuai dengan jenisnya, tidak pernah kita menanam biji buah mangga kemudian yang tumbuh adalah pohon pisang.

Ketika kita membayangkan kebangkitan tubuh, kita bisa melihatnya sebagai suatu proses di mana tubuh kita yang fana ini akan ditinggikan menjadi tubuh yang kekal dan mulia. Dari sebuah biji yang ditanam dan kemudian tumbuh menjadi tumbuhan yang berbeda dari bentuk bijinya, demikian pula tubuh kita akan mengalami transformasi yang luar biasa saat kebangkitan terjadi. Analogi ini juga mengajarkan kepada kita tentang keunikan dan ciri khas yang diberikan Allah pada setiap individu. Setiap biji benih memiliki kehendak Allah masing-masing untuk berkembang dan bertumbuh. Demikian pula, setiap orang akan mengalami kebangkitan dengan cara yang unik dan sesuai dengan rencana Allah bagi mereka.

Kebangkitan tubuh mengingatkan kita bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ada harapan yang jauh lebih besar di luar sana. Allah akan mengangkat dan memulihkan kita ke dalam kehidupan yang baru dan kekal. Ini memperkuat iman kita dan memberikan kita keberanian untuk menghadapi tantangan hidup, karena kita tahu bahwa akhirnya kita akan bangkit bersama dengan Kristus.

Saat ini, mari kita hidup dengan keyakinan bahwa kebangkitan tubuh adalah bagian dari janji Allah kepada kita. Marilah kita hidup dengan harapan akan kehidupan yang kekal bersama-Nya, dan bersiaplah untuk menyambut hari di mana kita akan mengalami transformasi yang luar biasa menjadi citra Kristus yang mulia dan kekal.

STUDI PRIBADI: Masihkah kita takut menghadapi kematian? Renungkan kembali, sejauh mana kita sudah mengerti dan memahami akan kebangkitan tubuh yang Allah berikan kepada kita.

Pokok Doa: Tuhan menuntun pertumbuhan iman kita. Doakan rekan-rekan yang belum percaya Tuhan, agar melalui kita yang adalah saksi Kristus bisa mereka percaya kepada Tuhan dan bersama kita menerima kekekalan itu.