Menangani Konflik

“Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?” (1 Korintus 6:7)



Pembahasan: 1 Korintus 6:7 | Ayat Bacaan: 1 Korintus 6:1-11

Penyelesaikan konflik berdasarkan hikmat Tuhan dan bukan mencari pembenaran di luar jemaat. Konflik adalah hal yang wajar terjadi dalam sebuah relasi. Konflik timbul karena perbedaan pandangan, latar belakang, kepentingan, dan faktor lain. Dalam konflik, biasanya masing-masing pihak merasa dirinya benar dan berharap pihak yang lain menerima pemikirannya. Konflik dapat terjadi di dalam keluarga, persahabatan, dan di antara umat Tuhan. Bagian Alkitab yang kita baca mengatakan ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyelesaikan konflik sebagai sesama orang percaya.

Rasul Paulus menekankan bahwa konflik yang dapat diselesaikan di antara sesama orang percaya seharusnya tidak perlu dibawa ke ranah publik. Hal ini berarti, ada kesadaran di antara masing-masing pihak untuk saling memikirkan kepentingan orang lain sebagaimana yang Kristus telah ajarkan. Keadilan yang diharapkan untuk dilakukan oleh pihak yang berasal dari luar lingkungan orang percaya, dapat dilakukan ketika konflik terjadi di antara orang percaya, namun pihak luar ini tidak tahu aturan yang benar atau hukum yang seharusnya berlaku. Demikian juga ketika permasalahan yang terjadi adalah antara orang percaya dan orang tidak percaya, maka akan sulit bagi orang yang tidak percaya untuk mengikuti aturan gereja, dengan demikian membawa kasus tersebut ke ranah pengadilan menjadi sesuatu yang disarankan. Termasuk ketika seorang yang sudah percaya kepada Kristus dilukai secara fisik, mental, maupun dirugikan secara materi, maka dia berhak untuk membawa kasus tersebut ke ranah hukum sehingga kebenaran dan keadilan ditegakkan. Semua hal itu dilakukan atas dasar kasih dan kebenaran, bukan berdasarkan rasa ingin membalas dendam ataupun menghancurkan pihak lawan.

Mari belajar untuk meneladani Kristus yang tetap tidak berbuat dosa dan membalas kejahatan dengan kejahatan karena Ia telah menebus kita dari dosa dan memberikan teladan hidup. Pertama-tama di tengah keluarga, kita belajar hidup diwarnai kerja sama, kasih, dan pengorbanan. Selanjutnya di tengah komunitas yang lebih luas. Tuhan Yesus memberkati.

STUDI PRIBADI: Bagaimana Anda menerapkan kasih & kebenaran dalam menyelesaikan konflik? Apa landasan orang percaya dalam menyelesaikan masalah dengan sesama?

Pokok Doa: Doakan untuk setiap keluarga yang sedang mengalami konflik agar dapat menemukan jalan keluar dan mengalami pertolongan yang dibutuhkan.

×

Kisah Para Rasul 26 : 32-27:1

32 Kata Agripa kepada Festus: "Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar."

Kisah Para Rasul 27:1

1 Setelah diputuskan, bahwa kami akan berlayar ke Italia, maka Paulus dan beberapa orang tahanan lain diserahkan kepada seorang perwira yang bernama Yulius dari pasukan Kaisar.

×

Kisah Para Rasul 28:16

16 Setelah kami tiba di Roma, Paulus diperbolehkan tinggal dalam rumah sendiri bersama-sama seorang prajurit yang mengawalnya.

×

Kisah Para Rasul 28:31

31 Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus.

×

Kisah Para Rasul 2 : 34a

34a Sebab bukan Daud yang naik ke sorga,

×

Kisah Para Rasul 2 : 34b

34b malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku:

×

Kisah Para Rasul 2 : 36

36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *