Dari Kebenaran Menuju Kesalehan

Bacaan hari ini: Titus 1:1-4 | Bacaan setahun: Kejadian 20-22, Matius 8


“Dari Paulus, hamba Allah dan rasul Yesus Kristus untuk memelihara iman orang-orang pilihan Allah dan pengetahuan akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah kita.” (Titus 1:1)

 

Dari waktu ke waktu, Tuhan mengungkapkan “borok” kehidupan para pemimpin agama. Ada yang gagal mempertahankan kekudusan hidup, ada yang tergoda memperkaya diri dengan memanipulasi keuangan organisasi, atau bahkan menipu pengikutnya. Herannya, hampir bisa dipastikan, mereka semua mengklaim bahwa ajaran yang dibawanya adalah yang paling benar. Sayangnya, kebenaran ajaran ini tidak diikuti kesalehan hidup yang dapat dijadikan teladan bagi pengikutnya.

Pada pembukaan surat ini, Rasul Paulus menyatakan identitas dirinya secara jelas dan tegas — identitasnya, motivasinya, dan berita apa yang dibawanya melalui surat ini (ay. 1-3). Semuanya ini dituliskannya bukan karena Titus tidak mengenalnya, tetapi karena surat ini akan dibacakan di dalam pertemuan jemaat, maka menjadi penting agar pendengar memahami siapa penulis surat dan otoritas seperti apa yang dibawa oleh Titus sebagai utusan Paulus.

Pada bagian awal disebut bahwa Paulus adalah rasul Yesus Kristus yang bertugas memelihara iman dan pengetahuan jemaat akan kebenaran seperti yang nampak dalam ibadah mereka. Ibadah dalam bahasa aslinya sama artinya dengan kesalehan. Ini berarti, iman kita terpelihara apabila kita mendasarinya dengan kebenaran ajaran firman Tuhan dan ditunjukkan kepada dunia melalui kesalehan hidup.

Ironisnya, di era keterbukaan dan kemudahan akses informasi seperti saat ini, ada banyak orang gemar belajar kebenaran sebagai pengetahuan. Mengisi waktu karantina dengan mengikuti berbagai webinar yang membahas pengetahuan teologis yang menarik dan rumit. Sayangnya, semua pengetahuan ini diperuntukkan hanya untuk memuaskan hasrat ingin tahu, tetapi tidak mengubah hidupnya. Terjadi fenomena obesitas rohani, banyak tahu tetapi sedikit berbuat. Dengan kata lain, percuma menganggap bahwa ajaran/teologia yang kita anut adalah yang paling benar, tapi kebenaran itu tidak nampak dalam kesalehan hidup kita! Mari berjuang untuk hidup saleh agar hidup kita mencerminkan kemuliaan Allah.

STUDI PRIBADI : Sudahkah kita mempraktikkan pengetahuan kebenaran iman yang kita ketahui dalam kehidupan sesehari?

Pokok Doa : Berdoalah agar Tuhan menolong dan memampukan umat-Nya untuk menjadi pelaku setia kebenaran Firman Tuhan, dalam segala kondisi hidupnya.  

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *