Yefta Dan Gilead

“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.” (Hakim-hakim 11:1)



Bacaan hari ini: Hakim-hakim 11 | Bacaan setahun: Hakim-hakim 11

Guy Louis Gabaldon, seorang anak remaja, dan pada usia 12 tahun, ia melarikan diri dari rumahnya di Los Angeles, bergabung dengan geng anak jalanan. Ia kemudian diadopsi oleh keluarga keturunan Jepang, Nakano. Hidupnya berubah. Pada saat Perang Dunia II, Gabaldon bergabung dengan Korps Marinir Amerika Serikat dan dikirim ke Pulau Saipan, melawan Jepang. Pada usia 18 tahun, Gabaldon mempertaruhkan nyawanya sendiri, masuk ke jantung pertahanan tentara Jepang dari satu gua ke gua yang lain, menangkap dan membujuk mereka untuk menyerah. Alhasil ia berhasil menyelamatkan 1.500 orang nyawa musuh. Ia menerima penghargaan tertinggi bukan karena banyak menghancurkan musuh, tapi karena banyak menyelamatkan tentara Jepang yang sedang diperangi di pulau Saipan, tahun 1944. Gabaldon sebagai prajurit Marinir yang bekerja seorang diri, lebih memilih untuk menyelamatkan ribuan nyawa musuhnya. Dalam Alkitab, dikisahkan seorang yang gagah berani bernama Yefta.

Ia lahir dari seorang perempuan sundal (ay. 1), diusir saudara-saudaranya karena aib mamanya (ay. 2), sehingga lari dan diam di tanah Tob bersama geng perampok (ay. 3). Beberapa waktu kemudian, orang Israel sedang berperang melawan bani Amon dan membutuhkan pemimpin. Sehingga Yefta dijemput dari tanah Tob, untuk memimpin bangsa Israel berperang melawan bani Amon. Dengan imbalan akan diberi otoritas atas Gilead (ay. 10). Pada akhirnya, Yefta diangkat menjadi kepala dan panglima bangsa Israel (ay. 11). Yang mengherankan, ketika ditemui oleh tua-tua Gilead untuk memimpin bangsa Israel melawan bani Amon, Yefta sempat teringat kebencian saudara-saudaranya terhadap dia. Namun itu tidak membuat Yefta dendam dan tidak menolong bangsanya. Ia justru bersemangat dan optimis untuk memimpin bangsanya berperang dengan bani Amon.

Semangat kepemimpinan Yefta adalah karena dia menyadari bahwa apabila ia berhasil menang, maka semua kemenangan itu adalah karena Tuhan yang berperkara baginya. Sehingga, Yefta mengembalikan segala kemenangan itu di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: Apa yang kita pelajari dari kisah hidup Yefta? Apakah kita juga senantiasa menyadari akan pemeliharaan Allah yang begitu cermat, meski ada banyak tantangan?

Pokok Doa: Berdoa bagi TNI-POLRI Kristen, Tuhan menyertai tiap tantangan pekerjaan mereka. Berdoa bagi gereja Tuhan, selalu menyatakan kehadiran Allah melalui kepedulian dan kasih kepada masyarakat sekitarnya. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *