Ladang Di Antara Gandum

“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” (Matius 13:30)



Ayat Lectio Divina: Matius 13:30 | Bacaan Alkitab: Matius 13:24-30, 36-43

Saya beberapa kali berdiskusi dengan orang-orang ateis mengenai masalah kejahatan. Bagi mereka, hal ini merupakan masalah utama yang sering mereka gunakan untuk menyangkali keberadaan Allah. Sederhananya, para ateis itu sering bertanya begini: Jika Allah memang baik dan Mahakuasa, mengapa Ia diam dan membiarkan adanya kejahatan dalam dunia ini? Apakah karena Ia tidak baik? Apakah karena Ia tidak Mahakuasa? Atau bahkan, apakah karena memang Ia sebenarnya tidak pernah ada?

Secara filosofis, masalah kejahatan ini sebenarnya justru sangat problematis bagi para ateis. Tanpa adanya Tuhan sebagai standar moral, mereka sejatinya tidak memiliki dasar untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau tidak baik. Menggunakan istilah seorang penulis bernama Frank Turek, para ateis harus lebih dulu “mencuri dari Allah” untuk bisa menilai bahwa suatu hal itu baik atau buruk. Hal inilah yang membuat seorang skeptis seperti C. S. Lewis akhirnya memilih Kekristenan. Tidak ada Allah berarti tidak ada standar moral. Tidak ada standar moral berarti tidak ada juga standar untuk menilai baik dan buruk.

Tidak hanya secara filosofis, pertanyaan itu juga bermasalah secara Alkitabiah. Alkitab memberi tahu kita bahwa Allah sudah berurusan dengan kejahatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Secara legal, kejahatan sudah dikalahkan oleh Allah. Meski demikian, secara real, Allah punya cara sendiri untuk menghapuskan total kejahatan. Nas hari ini memberi tahu kita bahwa Allah memang nampak diam membiarkan ilalang tumbuh dalam dunia, bahkan dalam gereja. Namun, itu tidak berarti Dia tidak peduli. Ia menanti hingga akhir zaman untuk memisahkan lalang dan gandum, dan pada akhirnya membinasakan semua pelaku kejahatan.

Allah tidak harus bekerja seperti yang kita inginkan. Jalan-Nya memang kerap berbeda dengan jalan kita, termasuk pula cara-Nya dalam mengatasi kejahatan di dunia. Meski demikian, percayalah bahwa Ia tidak diam. Ia tetap bekerja!

STUDI PRIBADI: Mengapa ada kejahatan di dalam dunia? Menurut Anda, apa yang Allah lakukan untuk mengatasinya?

Pokok Doa: Doakanlah agar anak-anak Tuhan menjadi agen-agen kebaikan Allah di tengah dunia yang penuh kejahatan.

×

Kejadian 26 : 12

12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.

×

Matius 13 : 20, 22, 23

20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.

22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

×

Markus 10 : 15-16

15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

×

Yakobus 4 : 7

7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

×

Wahyu 7 : 17

17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

×

1 Yohanes 4 : 10

10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

×

1 Yohanes 4 : 11

11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

×

1 Yohanes 4 : 12-17

12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

×

1 Yohanes 4 : 18

18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

×

1 Yohanes 4 : 20a

20a Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta,

×

1 Yohanes 4 : 20b

20b karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *