Tempat Kediaman-Nya

“Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!” (Markus 11:17)



Pembahasan: Markus 11:17 | Ayat Bacaan: Markus 11:15-18

Suatu saat Anda diharuskan bertugas dan bepergian selama beberapa waktu. Seperti biasa sebelum pergi, Anda telah menyiapkan segalanya, termasuk mempercayakan kebersihan rumah pada anak Anda. Setelah urusan selesai, dan Anda memutuskan pulang ke rumah, tentu Anda berharap rumah dalam keadaan baik. Namun ketika pulang, Anda mendapati rumah yang berantakan, sisa makanan berceceran, pakaian kotor yang menumpuk. Melihat hal itu, apa reaksi Anda? Tidak berlebihan jika Anda marah, karena rumah tersebut adalah kediaman Anda.

Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, Ia mendapati ketidakwajaran, yaitu komersialisasi Bait Allah. Bait Allah merupakan representasi kehadiran Allah di tengah umat-Nya. Menjelang Paskah biasanya banyak orang Yahudi berbondong-bondong melakukan ziarah karena mereka percaya itulah tempat kediaman Allah. Namun saat itu Bait Allah telah berubah menjadi tempat permainan monopoli para tokoh agama. Imam Besar justru melakukan praktik yang menyesatkan. Mereka menentukan layak-tidaknya hewan kurban yang dibawa oleh para peziarah. Ketika mereka melihat kecacatan hewan kurban, mereka segera menolak dan mengharuskan peziarah membeli hewan kurban yang tanpa cacat dengan harga tinggi. Hal ini tentu saja memberatkan. Tidak heran Yesus begitu marah. Yohanes menuliskan, Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Allah. Dia membalikkan meja-meja penukar uang dan penjual burung merpati, dan menghalangi orang membawa barang dagangan mereka melintasi halaman Bait Allah.

Sekarang kediaman Allah tidak lagi berpusat pada Bait Allah di Yerusalem melainkan dalam diri orang percaya (1Kor. 3:16-17). Artinya, setiap kita adalah pengelola dari tubuh, seperti para imam yang mengelola Bait Allah. Sayangnya terkadang kita pun melakukan kesalahan yang dilakukan para imam yaitu menjadikan Bait-Nya menjadi sarang dosa. Kita lebih memilih kemuliaan diri daripada kemuliaan Allah. Keputusan-keputusan kita lebih berfokus pada diri sendiri dan cenderung berbuat dosa. Tentu hal ini harus kita hindari. Jangan sampai ketika datang kedua kali, Yesus datang dengan cambuk dan berkata, “Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”

STUDI PRIBADI: Mari mengevaluasi satu hari terakhir, apa yang sudah kita lakukan demi Kristus di dalam aktivitas kita? Apakah kita sedang menjadkan Tubuh kita yang adalah Bait-Nya menjadi tidak kudus?

Pokok Doa: Kiranya setiap kita anak Tuhan dimampukan untuk berjuang mengelola hidup ini dan diperkenan Sang Pemilik Hidup.

×

1 Korintus 3 : 16-17

16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.

×

Roma 8 : 37-38

37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,

×

Matius 6 : 16

16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

×

Markus 2 : 20

20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

×

Matius 11 : 18

18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan.

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *