Allah Yang Adil Dan Benar

“Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran?” (Ayub 8:3)



Bacaan hari ini: Ayub 8:1-22 | Bacaan setahun: Ayub 7-8

“Masakan Allah mempermainkan keadilan dan kebenaran?” Tentu tidak! Allah adalah Allah yang adil dan benar maka bagaimana mungkin Dia membengkokkan keadilan dan kebenaran. Namun ketika Bildad mencoba untuk mengaitkan pemahaman ini kepada hidup Ayub, maka ditemui ketidaktepatan sehingga yang terjadi adalah penghakiman bagi Ayub. Ayub dinilai sedang berbuat dosa sehingga itulah sebabnya Allah sedang menunjukkan keadilan dan kebenaran-Nya melalui penderitaan Ayub. Maka Bildad meminta agar Ayub bertobat sehingga Allah akan memulihkan hidupnya (ay. 5-7). Tapi apakah itu yang benar terjadi? Dari pasal 1 dan 2, kita tahu Ayub adalah pribadi yang saleh dan jujur di hadapan Allah (Ayub 1:8; 2:3). Penderitaan Ayub berasal dari Iblis dengan seizin Tuhan. Sebenarnya Ayub tidaklah seperti yang dituduhkan Bildad.

Ada hal penting dari bacaan hari ini. Pertama, janganlah kita begitu mudah menghakimi saudara seiman yang sedang dalam kesulitan bahwa dia sedang berdosa kepada Allah. Tidak semua kesulitan hidup disebabkan oleh penghukuman Allah. Bagi Ayub, kesulitan itu berasal dari Iblis yang ingin menjatuhkan Ayub. Penyebab lainnya, bisa karena kesalahan kita sendiri atau perbuatan orang lain kepada kita. Pelajaran yang kedua adalah kita perlu berhati-hati agar jangan salah berpikir dan berkata tentang Allah terutama ketika berada dalam kesulitan. Walaupun Bildad salah menilai kondisi kehidupan Ayub, tapi dia mengingatkan agar Ayub jangan sampai terlalu berani berkata-kata di hadapan Allah (ay. 1), seakan-akan Allah berbuat yang tidak adil dan mempermainkan hidup kita. Kita bisa membawa keluh kesah kita kepada Tuhan dalam kesulitan, tapi kita harus berhati-hati agar jangan sampai keluh kesah kita itu berubah menjadi kata-kata yang menyerang Allah dan akhirnya meninggalkan Dia. Kita perlu belajar dari pemazmur, yang walaupun meratap kepada Tuhan dalam kesulitan kehidupannya, namun dia tidak membiarkan imannya goyah dan tetap menjaga sikap hatinya di hadapan Tuhan. Dia tetap menaruh harap dan menantikan Allah berkarya menyatakan kehendak-Nya.

STUDI PRIBADI: Apa yang bisa kita lakukan agar jangan sampai keluh-kesah kita kepada Tuhan berubah menjadi celaan dan amarah penuh kekecewaan kepada Tuhan?

Pokok Doa: Berdoalah untuk setiap kita agar penuh belas kasihan sehingga kita tidak salah bersikap ketika berhadapan dengan saudara seiman yang sedang dalam kesulitan. 

Sharing Is Caring :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *